Senin, 29 Februari 2016

BERBAHAGIALAH...

BERBAHAGIALAH!

Daerah perumahan Bayeman Permai Jalanin Wates KM 3 siang itu cukup lengang. Maklum jam kerja, mungkin para penghuninya sedang beraktivitas di luar. Di teras yang menjadi ruang tunggu itu hanya ada aku, kawanku Mahmud –orang yang mengantarku, dan seorang bapak pengidap vertigo dari Kulonprogo.

Kami sedang antri periksa kesehatan. Dokter yang kami kunjungi ini termasuk dokter sepuh –berusia sekitar tujuh puluhan- spesialis penyakit dalam yang sudah sangat berpengalaman. Jam sembilan pagi aku dan Mahmud berangkat dari Krapyak, dengan kondisi perut yang masih tak karuan. Sesampainya di depan rumah Dokter Paulus Adrian itu, aku muntah walau memang tak banyak. Hanya muntah basa-basi karena perut mual disiksa belasan polisi tidur di perjalanan tadi.

Sambil duduk menunggu, kuatur napas untuk mengontrol sensasi mules dan cemas yang muncul tiba-tiba. Rasa ingin buang air, sedikit mual, cemas, dan semacamnya adalah hal yang biasa kualami saat asam lambung naik. Persis seperti orang yang lagi stress atau grogi parah.

Pintu terbuka, bapak pengidap vertigo keluar sambil membawa bingkisan obatnya. Aku pun masuk. “Silakan duduk,” sambut Pak Paulus. Aku duduk di depan meja kerjanya, mengamati pria sepuh berkacamata ini yang sedang sibuk menulis identitasku di kartu pasien.

“Apa yang dirasakan, Mas?”

Aku pun bercerita tentang apa yang kualami sejak 2013 hingga saat ini. Mulai dari awal merasakan sakit maag, peristiwa-peristiwa kram perut, ambruk berkali-kali, gejala dan vonis tipes, pengalaman opnam dan endoskopi, derita GERD, hingga tentang radang duodenum dan praktek tata pola makan Food Combining yang kulakoni.

“Kalau kram perutnya sudah enggak pernah lagi, Pak,” ungkapku, “Tapi sensasi panas di dada ini masih kerasa, panik juga cemas, mules, mual. Kalau telat makan, maag saya kambuh. Apalagi setelah beberapa bulan tata pola makan saya amburadul lagi.”

“Tapi buat puasa kuat ya?”

“Kuat, Pak.”

“Orang kalau kuat puasa, harusnya nggak bisa kena maag!”

Aku terbengong, menunggu penjelasan.

“Asam lambung itu,” terang Pak Paulus, “Diaktifkan oleh instruksi otak kita. Kalau otak kita bisa mengendalikan persepsi, maka asam lambung itu akan nurut sendiri. Dan itu sudah bisa dilakukan oleh orang-orang puasa.”

“Maksudnya, Pak?”

“Orang puasa ‘kan malamnya wajib niat to?”

“Njih, Pak.”

“Nah, niat itulah yang kemudian menjadi kontrol otak atas asam lambung. Ketika situ sudah bertekad kuat besok mau puasa, besok nggak makan sejak subuh sampai maghrib, itu membuat otak menginstruksikan kepada fisik biar kuat, asam lambung pun terkendali. Ya kalau sensasi lapar memang ada, namanya juga puasa. Tapi asam lambung tidak akan naik, apalagi sampai parah. Itu syaratnya kalau situ memang malamnya sudah niat mantap. Kalau cuma di mulut bilang mau puasa tapi hatinya nggak mantap, ya tetap nggak kuat. Makanya niat itu jadi kewajiban, ‘kan?”

“Iya, ya, Pak,” aku manggut-manggut nyengir.

“Manusia itu, Mas, secara ilmiah memang punya tenaga cadangan hingga enam puluh hari. Maksudnya, kalau orang sehat itu bisa tetap bertahan hidup tanpa makan dalam keadaan sadar selama dua bulan. Misalnya puasa dan buka-sahurnya cuma minum sedikit. Itu kuat. Asalkan tekadnya juga kuat.”

Aku melongo lagi.

“Makanya, dahulu raja-raja Jawa itu sebelum jadi raja, mereka tirakat dulu. Misalnya puasa empat puluh hari. Bukanya cuma minum air kali. Itu jaman dulu ya, waktu kalinya masih bersih. Hahaha,” ia tertawa ringan, menambah rona wajahnya yang memang kelihatan masih segar meski keriput penanda usia.

Kemudian ia mengambil sejilid buku di rak sebelah kanan meja kerjanya. Ya, ruang praktek dokter dengan rak buku. Keren sekali. Aku lupa judul dan penulisnya. Ia langsung membuka satu halaman dan menunjukiku beberapa baris kalimat yang sudah distabilo hijau.

“Coba baca, Mas: ‘mengatakan adalah mengundang, memikirkan adalah mengundang, meyakini adalah mengundang’. Jadi kalau situ memikirkan; ‘ah, kalau telat makan nanti asam lambung saya naik’, apalagi berulang-ulang mengatakan dan meyakininya, ya situ berarti mengundang penyakit itu. Maka benar kata orang-orang itu bahwa perkataan bisa jadi doa. Nabi Musa itu, kalau kerasa sakit, langsung mensugesti diri; ah sembuh. Ya sembuh. Orang-orang debus itu nggak merasa sakit saat diiris-iris kan karena sudah bisa mengendalikan pikirannya. Einstein yang nemuin bom atom itu konon cuma lima persen pendayagunaan otaknya. Jadi potensi otak itu luar biasa,” papar Pak Paulus.

“Jadi kalau jadwal makan sembarangan berarti sebenarnya nggak apa-apa ya, Pak?”

“Nah, itu lain lagi. Makan harus tetap teratur, ajeg, konsisten. Itu agar menjaga aktivitas asam lambung juga. Misalnya situ makan tiga kali sehari, maka jarak antara sarapan dan makan siang buatla sama dengan jarak antara makan siang dan makan malam. Misalnya, sarapan jam enam pagi, makan siang jam dua belas siang, makan malam jam enam petang. Kalau siang, misalnya jam sebelas situ rasanya nggak sempat makan siang jam dua belas, ya niatkan saja puasa sampai sore. Jangan mengundur makan siang ke jam dua misalnya, ganti aja dengan minum air putih yang banyak. Dengan pola yang teratur, maka organ di dalam tubuh pun kerjanya teratur. Nah, pola teratur itu sudah bisa dilakukan oleh orang-orang yang puasa dengan waktu buka dan sahurnya.”

“Ooo, gitu ya Pak,” sahutku baru menyadari.

“Tapi ya itu tadi. Yang lebih penting adalah pikiran situ, yakin nggak apa-apa, yakin sembuh. Allah sudah menciptakan tubu kita untuk menyembuhkan diri sendiri, ada mekanismenya, ada enzim yang bekerja di dalam tubuh untuk penyembuhan diri. Dan itu bisa diaktifkan secara optimal kalau pikiran kita optimis. Kalau situ cemas, takut, kuatir, justru imunitas situ turun dan rentan sakit juga.”

Pak Paulus mengambil beberapa jilid buku lagi, tentang ‘enzim kebahagiaan’ endorphin, tentang enzim peremajaan, dan beberapa tema psiko-medis lain tulisan dokter-dokter Jepang dan Mesir.

“Situ juga berkali-kali divonis tipes ya?”

“Iya, Pak.”

“Itu salah kaprah.”

“Maksudnya?”

“Sekali orang kena bakteri thypoid penyebab tipes, maka antibodi terhadap bakteri itu bisa bertahan dua tahun. Sehingga selama dua tahun itu mestinya orang tersebut nggak kena tipes lagi. Bagi orang yang fisiknya kuat, bisa sampai lima tahun. Walaupun memang dalam tes widal hasilnya positif, tapi itu bukan tipes. Jadi selama ini banyak yang salah kaprah, setahun sampai tipes dua kali, apalagi sampai opnam. Itu biar rumah sakitnya penuh saja. Kemungkinan hanya demam biasa.”

“Haah?”

“Iya Mas. Kalaupun tipes, nggak perlu dirawat di rumah sakit sebenarnya. Asalkan dia masih bisa minum, cukup istirahat di rumah dan minum obat tipes. Sembuh sudah. Dulu, pernah di RS Sardjito, saya anjurkan agar belasan pasien tipes yang nggak mampu, nggak punya asuransi, rawat jalan saja. Yang penting tetep konsumsi obat dari saya, minum yang banyak, dan tiap hari harus cek ke rumah sakit, biayanya gratis. Mereka nurut. Itu dalam waktu maksimal empat hari sudah pada sembuh. Sedangkan pasien yang dirawat inap, minimal baru bisa pulang setelah satu minggu, itupun masih lemas.”

“Tapi ‘kan pasien harus bedrest, Pak?”

“Ya ‘kan bisa di rumah.”

“Tapi kalau nggak pakai infus ‘kan lemes terus Pak?”

“Nah situ nggak yakin sih. Saya yakinkan pasien bahwa mereka bisa sembuh. Asalkan mau nurut dan berusaha seperti yang saya sarankan itu. Lagi-lagi saya bilang, kekuatan keyakinan itu luar biasa lho, Mas.”

Dahiku berkernyit. Menunggu lanjutan cerita.

“Dulu,” lanjut Pak Paulus, “Ada seorang wanita kena kanker payudara. Sebelah kanannya diangkat, dioperasi di Sardjito.
Nggak lama, ternyata payudara kirinya kena juga. Karena nggak segera lapor dan dapat penanganan, kankernya merembet ke paru-paru dan jantung. Medis di Sardjito angkat tangan.

Dia divonis punya harapan hidup maksimal hanya empat bulan.”

“Lalu, Pak?” tanyaku antusias.

“Lalu dia kesini ketemu saya. Bukan minta obat atau apa.
Dia cuma nanya; ‘Pak Paulus, saya sudah divonis maksimal empat bulan.

Kira-kira bisa nggak kalau diundur jadi enam bulan?’

Saya heran saat itu, saya tanya kenapa.

Dia bilang bahwa enam bulan lagi anak bungsunya mau nikah, jadi pengen ‘menangi’ momen itu.”

“Waah.. Lalu, Pak?”

“Ya saya jelaskan apa adanya. Bahwa vonis medis itu nggak seratus persen, walaupun prosentasenya sampai sembilan puluh sembilan persen,
tetap masih ada satu persen berupa kepasrahan kepada Tuhan yang bisa mengalahkan vonis medis sekalipun.
Maka saya bilang; sudah Bu, situ nggak usah mikir bakal mati empat bulan lagi.
Justru situ harus siap mental, bahwa hari ini atau besok situ siap mati.
Kapanpun mati, siap!
Begitu, situ pasrah kepada Tuhan, siap menghadap Tuhan kapanpun. Tapi harus tetap berusaha bertahan hidup.”

Aku tambah melongo. Tak menyangka ada nasehat macam itu.
Kukira ia akan memotivasi si ibu agar semangat untuk sembuh, malah disuruh siap mati kapanpun.
O iya, mules mual dan berbagai sensasi ketidaknyamanansudah tak kurasakan lagi.

“Dia mau nurut. Untuk menyiapkan mental siap mati kapanpun itu dia butuh waktu satu bulan.
Dia bilang sudah mantap, pasrah kepada Tuhan bahwa dia siap.
Dia nggak lagi mengkhawatirkan penyakit itu, sudah sangat enjoy.
Nah, saat itu saya cuma kasih satu macam obat. Itupun hanya obat anti mual biar dia tetap bisa makan dan punya energi untuk melawan kankernya.

Setelah hampir empat bulan, dia check-up lagi ke Sardjito dan di sana dokter yang meriksa geleng-geleng. Kankernya sudah berangsur-angsur hilang!”

“Orangnya masih hidup, Pak?”

“Masih. Dan itu kejadian empat belas tahun lalu.”

“Wah, wah, wah..”

“Kejadian itu juga yang menjadikan saya yakin ketika operasi jantung dulu.”

“Lhoh, njenengan pernah Pak?”

“Iya.
Dulu saya operasi bedah jantung di Jakarta. Pembuluhnya sudah rusak. Saya ditawari pasang ring.

Saya nggak mau. Akhirnya diambillah pembuluh dari kaki untuk dipasang di jantung.

Saat itu saya yakin betul sembuh cepat. Maka dalam waktu empat hari pasca operasi, saya sudah balik ke Jogja, bahkan dari bandara ke sini saya nyetir sendiri.
Padahal umumnya minimal dua minggu baru bisa pulang.
Orang yang masuk operasi yang sama bareng saya baru bisa pulang setelah dua bulan.”

Pak Paulus mengisahkan pengalamannya ini dengan mata berbinar. Semangatnya meluap-luap hingga menular ke pasiennya ini. Jujur saja, penjelasan yang ia paparkan meningkatkan harapan sembuhku dengan begitu drastis.

Persis ketika dua tahun lalu pada saat ngobrol dengan Bu Anung tentang pola makan dan kesehatan. Semangat menjadi kembali segar!

“Tapi ya nggak cuma pasrah terus nggak mau usaha.
Saya juga punya kenalan dokter,” lanjutnya,
“Dulu tugas di Bethesda, aslinya Jakarta, lalu pindah mukim di Tennessee, Amerika.

Di sana dia kena kanker stadium empat. Setelah divonis mati dua bulan lagi, dia akhirnya pasrah dan pasang mental siap mati kapanpun.

Hingga suatu hari dia jalan-jalan ke perpustakaan, dia baca-baca buku tentang Afrika.
Lalu muncul rasa penasaran, kira-kira gimana kasus kanker di Afrika.
Dia cari-cari referensi tentang itu, nggak ketemu. Akhirnya dia hubungi kawannya, seorang dokter di Afrika Tengah.

Kawannya itu nggak bisa jawab.
Lalu dihubungkan langsung ke kementerian kesehatan sana. Dari kementerian, dia dapat jawaban mengherankan, bahwa di sana nggak ada kasus kanker.
Nah dia pun kaget, tambah penasaran.”

Pak Paulus jeda sejenak. Aku masih menatapnya penuh penasaran juga, “Lanjut, Pak,” benakku.

“Beberapa hari kemudian dia berangkat ke Afrika Tengah.
Di sana dia meneliti kebiasaan hidup orang-orang pribumi. Apa yang dia temukan?
Orang-orang di sana makannya sangat sehat.
Yaitu sayur-sayuran mentah, dilalap, nggak dimasak kayak kita.

Sepiring porsi makan itu tiga perempatnya sayuran, sisanya yang seperempat untuk menu karbohidrat. Selain itu, sayur yang dimakan ditanam dengan media yang organik. Pupuknya organik pake kotoran hewan dan sisa-sisa tumbuhan.

Jadi ya betul-betul sehat.
Nggak kayak kita, sudah pupuknya pakai yang berbahaya, eh pakai dimasak pula. Serba salah kita.

Bahkan beras merah dan hitam yang sehat-sehat itu, kita nggak mau makan.
Malah kita jadikan pakan burung, ya jadinya burung itu yang sehat, kitanya sakit-sakitan.”

Keterangan ini mengingatkanku pada obrolan dengan Bu Anung tentang sayur mayur, menu makanan serasi, hingga beras sehat. Pas sekali.

“Nah dia yang awalnya hanya ingin tahu, akhirnya ikut-ikutan.

Dia tinggal di sana selama tiga mingguan dan menalani pola makan seperti orang-orang Afrika itu.”

“Hasilnya, Pak?”

“Setelah tiga minggu, dia kembali ke Tennessee.

Dia mulai menanam sayur mayur di lahan sempit dengan cara alami.
Lalu beberapa bulan kemudian dia check-up medis lagi untuk periksa kankernya,”

“Sembuh, Pak?”

“Ya! Pemeriksaan menunjukkan kankernya hilang.
Kondisi fisiknya berangsur-angsur membaik. Ini buki bahwa keyakinan yang kuat, kepasrahan kepada Tuhan, itu energi yang luar biasa.

Apalagi ditambah dengan usaha yang logis dan sesuai dengan fitrah tubuh.

Makanya situ nggak usah cemas, nggak usah takut..”

Takjub, tentu saja.

Pada momen ini Pak Paulus menghujaniku dengan pengalaman-pengalamannya di dunia kedokteran, tentang kisah-kisah para pasien yang punya optimisme dan pasien yang pesimis.

Aku jadi teringat kisah serupa yang menimpa alumni Madrasah Huffadh Al-Munawwir, pesantren tempatku belajar saat ini.

Singkatnya, santri ini mengidap tumor ganas yang bisa berpindah-pindah benjolannya.

Ia divonis dokter hanya mampu bertahan hidup dua bulan. Terkejut atas vonis ini, ia misuh-misuh di depan dokter saat itu.
Namun pada akhirnya ia mampu menerima kenyataan itu.

Ia pun bertekad menyongsong maut dengan percaya diri dan ibadah. Ia sowan ke Romo Kiai, menyampaikan maksudnya itu.

Kemudian oleh Romo Kiai, santri ini diijazahi (diberi rekomendasi amalan)
Riyadhoh Qur’an, yakni amalan membaca Al-Quran tanpa henti selama empat puluh hari penuh, kecuali untuk memenuhi hajat dan kewajiban primer.

Riyadhoh pun dimulai.
Ia lalu hari-hari dengan membaca Al-Quran tanpa henti.

Persis di pojokan aula Madrasah Huffadh yang sekarang. Karena merasa begitu dingin, ia jadikan karpet sebagai selimut.

Hari ke tiga puluh, ia sering muntah-muntah, keringatnya pun sudah begitu bau.

Bacin, mirip bangkai tikus, kenang narasumber yang menceritakan kisah ini padaku. Hari ke tiga puluh lima, tubuhnya sudah nampak lebih segar, dan ajaibnya; benjolan tumornya sudah hilang.

Selepas rampung riyadhoh empat puluh hari itu, dia kembali periksa ke rumah sakit di mana ia divonis mati.

Pihak rumah sakit pun heran.
Penyakit pemuda itu sudah hilang, bersih, dan menunjukkan kondisi vital yang sangat sehat!

Aku pribadi sangat percaya bahwa gelombang yang diciptakan oleh ritual ibadah bisa mewujudkan energi positif bagi fisik.

Khususnya energi penyembuhan bagi mereka yang sakit.

Memang tidak mudah untuk sampai ke frekuensi itu, namun harus sering dilatih. Hal ini diiyakan oleh Pak Paulus.

“Untuk melatih pikiran biar bisa tenang itu cukup dengan pernapasan.

Situ tarik napas lewat hidung dalam-dalam selama lima detik, kemudian tahan selama tiga detik. Lalu hembuskan lewat mulut sampai tuntas. Lakukan tujuh kali setiap sebelum Shubuh dan sebelum Maghrib.

Itu sangat efektif. Kalau orang pencak, ditahannya bisa sampai tuuh detik.
Tapi kalau untuk kesehatan ya cukup tiga detik saja.”

Nah, anjuran yang ini sudah kupraktekkan sejak lama. Meskipun dengan tata laksana yang sedikit berbeda.

Terutama untuk mengatasi insomnia. Memang ampuh. Yakni metode empat-tujuh-delapan.

Ketika merasa susah tidur alias insomnia, itu pengaruh pikiran yang masih terganggu berbagai hal.

Maka pikiran perlu ditenangkan, yakni dengan pernapasan.
Tak perlu obat, bius, atau sejenisnya, murah meriah.

Pertama, tarik napas lewat hidung sampai detik ke empat, lalu tahan sampai detik ke tujuh, lalu hembuskan lewat mulut pada detik ke delapan. Ulangi sebanyak empat sampai lima kali.

Memang iya mata kita tidak langsung terpejam ngantuk, tapi pikiran menadi rileks dan beberapa menit kemudian tanpa terasa kita sudah terlelap.
Awalnya aku juga agak ragu, tapi begitu kucoba, ternyata memang ampuh. Bahkan bagi yang mengalami insomnia sebab rindu akut sekalipun.

“Gelombang yang dikeluarkan oleh otak itu punya energi sendiri, dan itu bergantung dari seberapa yakin tekad kita dan seberapa kuat konsentrasi kita,” terangnya,


“Jadi kalau situ sholat dua menit saja dengan khusyuk, itu sinyalnya lebih bagus ketimbang situ sholat sejam tapi pikiran situ kemana-mana, hehehe.”

Duh, terang saja aku tersindir di kalimat ini.

“Termasuk dalam hal ini adalah keampuhan sholat malam.

Sholat tahajud. Itu ketika kamu baru bangun di akhir malam, gelombang otak itu pada frekuensi Alpha. Jauh lebih kuat daripada gelombang Beta yang teradi pada waktu Isya atau Shubuh.
Jadi ya logis saja kalau doa di saat tahajud itu begitu cepat ‘naik’ dan terkabul. Apa yang diminta, itulah yang diundang.
Ketika tekad situ begitu kuat, ditambah lagi gelombang otak yang lagi kuat-kuatnya, maka sangat besar potensi terwujud doa-doa situ.”

Tak kusangka Pak Paulus bakal menyinggung perihal sholat segala.
Aku pun ternganga. Ia menunjukkan sampul buku tentang ‘enzim panjang umur’.

“Tubuh kita ini, Mas, diberi kemampuan oleh Allah unuk meregenerasi sel-sel yang rusak dengan bantuan enzim tertentu, populer disebut dengan enzim panjang umur.
Secara berkala sel-sel baru terbentuk, dan yang lama dibuang.
Ketika pikiran kita positif untuk sembuh, maka yang dibuang pun sel-sel yang terkena penyakit.
Menurut penelitian, enzim ini bisa bekerja dengan baik bagi mereka yang sering merasakan lapar dalam tiga sampai empat hari sekali.”

Pak Paulus menatapku, seakan mengharapkan agar aku menyimpulkan sendiri.

“Puasa?”

“Ya!”

“Senin-Kamis?”

“Tepat sekali! Ketika puasa itu regenerasi sel berlangsung dengan optimal.

Makanya orang puasa sebulan itu juga harusnya bisa jadi detoksifikasi yang ampuh terhadap berbagai penyakit.”

Lagi-lagi, aku manggut-manggut.

Tak asing dengan teori ini.

“Pokoknya situ harus merangsang tubuh agar bisa menyembuhkan diri sendiri.

Jangan ketergantungan dengan obat. Suplemen yang nggak perlu-perlu amat, nggak usahlah.
Minum yang banyak, sehari dua liter, bisa lebih kalau situ banyak berkeringat, ya tergantung kebutuhan.

Tertawalah yang lepas, bergembira, nonton film lucu tiap hari juga bisa merangsang produksi endorphin, hormon kebahagiaan. Itu akan sangat mempercepat kesembuhan.

Penyakit apapun itu!
Situ punya radang usus kalau cemas dan khawatir terus ya susah sembuhnya.

Termasuk asam lambung yang sering kerasa panas di dada itu.”

Terus kusimak baik-baik anjurannya sambil mengelus perut yang tak lagi terasa begah. Aneh.

“Tentu saja seperti yang saya sarankan, situ harus teratur makan, biar asam lambung bisa teratur juga.

Bangun tidur minum air hangat dua gelas sebelum diasupi yang lain.

Ini saya kasih vitamin saja buat situ, sehari minum satu saja. Tapi ingat, yang paling utama adalah kemantapan hati, yakin, bahwa situ nggak apa-apa. Sembuh!”

Begitulah. Perkiraanku yang tadinya bakal disanguni berbagai macam jenis obat pun keliru.

Hanya dua puluh rangkai kaplet vitamin biasa, Obivit, suplemen makanan yang tak ada kaitannya dengan asam lambung apalagi GERD.

Hampir satu jam kami ngobrol di ruang praktek itu, tentu saja ini pengalaman yang tak biasa. Seperti konsultasi dokter pribadi saja rasanya.

Padahal saat keluar, kulihat masih ada dua pasien lagi yang kelihatannya sudah begitu jengah menunggu.

“Yang penting pikiran situ dikendalikan, tenang dan berbahagia saja ya,” ucap Pak Paulus sambil menyalamiku ketika hendak pamit.

Dan jujur saja, aku pulang dalam keadaan bugar, sama sekali tak merasa mual, mules, dan saudara-saudaranya.

Terima kasih Pak Paulus.

Kadipiro Yogyakarta, 17 Februari 2016

Sabtu, 27 Februari 2016

Hadits LALAT

Pernahkah anda mendengar tentang hadits lalat? Dalam sebuah hadits, Rasulullah menjelaskan bahwa jika ada lalat jatuh ke dalam minuman kita, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam memberitahu kita untuk mencelupkan lalat tersebut sepenuhnya ke dalam minuman kemudian membuangnya, karena sayap yang satu mengandung racun dan sayap yang satunya lagi mengandung penawar racun atau mengandung obat.

Fenomena pengingkaran terhadap sunnah semakian menggeliat di masa kini. Berbagai media telah berjasa besar untuk propaganda tersebut. Semakin banyak kader-kader yang disiapkan untuk menyerang hadits Nabi. Mereka menempuh beberapa jalur untuk menuju ke terminalnya, sekalipun berbeda jalannya namun tujuan tetap sama.

Hadits lalat tersebut seringkali dijadikan bantahan oleh orang-orang kafir dan orang-orang JIL (Jaringan Iblis Laknatullah) untuk menyerang Islam dan menolak hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam yang tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka.

Diantara hadits yang kena getahnya adalah hadits lalat, dimana oleh sebagian kalangan hadits ini diklaim sebagai hadits yang palsu, tidak sesuai dengan rasio, hanya diriwayatkan oleh orang yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Dari Abu Hurairah radiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

“Apabila lalat jatuh di bejana salah satu diantara kalian maka celupkanlah karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya terdapat obat penawarnya”.

Dari Anas bin Malik radiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

Dari Anas bahwasanya Nabi bersabda: “Apabila lalat jatuh pada bejana salah satu diantara kalian, maka celupkanlah karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan sayap lainnya terdapat obat”.

(HR. Bukhari, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Banyak yang menolak dan mengingkari hadits ini dengan alasan menyalahi realitas dan bahkan ilmu kedokteran. Benarkah demikian?

Kepada para penolak hadîts lalat ini, berikut sebuah bukti bagaimana benarnya Nabiullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, dan bagaimana mukjizat beliau akhirnya terkuak oleh sains dan pengetahuan modern. Apa yang Rasulullah ketahui adalah wahyu dari Allah. Maka, Allah pun kemudian membuktikannya di zaman modern ini melalui penelitian ilmuwan modern yang mengungkap kebenaran Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam.

Penelitian

Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Tim Departemen Mikrobiologi Medis, Fakultas Sains, Universitas Qâshim, Kerajaan Arab Saudi, beberapa peneliti muda yang terdiri dari, Sâmi Ibrâhîm at-Taili, ‘ dil ‘Abdurrahman al-Misnid, dan Khalid Dza’ar al-Utaibi.

Yang dibimbing oleh Dr. Jamal Hamid, dan dikoordinasi oleh DR. Shalih ash- Shalih (seorang da’i terkenal di Eropa), melakukan penelitian tentang analisa mikrobiologi tentang sayap lalat. Laporan ini mereka presentasikan ke acara “Student Research Seminar” di Universitas Qâshim, KSA.

Lalat sangat banyak di bumi. Mereka hampir 87.000 spesies. Secara ilmiah telah membuktikan bahwa mereka makan dari sampah dan limbah bahan organik dari sejumlah besar bakteri, virus dan berbagai mikroba dan kuman lainnya.

Bakteri adalah organisme hidup yang sangat kecil. Mereka hidup dalam miliar dalam satu gram tanah pertanian dan di jutaan dalam satu tetes air liur. Pengaruh bakteri pada kehidupan biologis di bumi tidak terbatas, tanpa itu tidak ada tanaman bisa tumbuh, dan tanpa tanaman tidak akan ada kehidupan bagi manusia dan hewan di bumi. Sebagian besar bakteri tidak berbahaya, tetapi beberapa menyebabkan beberapa penyakit.

Allah Subhanahu Wa ta’ala memberikan lalat kemampuan untuk membawa kuman pada satu sayap dan obat penawar pada yang lain. Kalau tidak, spesies lalat akan binasa sekarang, semua terkena kuman. Namun, mereka masih ada di lebih dari 87.000 spesies.

Metode yang para peneliti gunakan cukup sederhana, yaitu mengkultivasi (menumbuhkan) air steril yang telah dicelupkan lalat ke media Agar [media yang berasal dari musilaginosa kering yang diekstrak dari ganggang merah, yang mencari pada suhu 100°C dan memadat pada suhu 40°C yang tidak dapat dicerna oleh mikroba], kemudian mengidentifikasi mikroba yang tumbuh.

Lalat yang digunakan ada beberapa spesies, dan sample yang digunakan untuk tiap spesies terdiri dari dua sample, yaitu

sample air steril dimana lalat dimasukkan sedemikian rupa sehingga hanya pada bagian sayap lalat saja, dan
sample air steril yang dimasukkan lalat yang dicelup seluruh tubuhnya. Semua ini dilakukan secara aseptis (bebas mikroba) di ruangan khusus, untuk menghindarkan terjadinya kontaminasi luar yang akan membuat hasil penelitian menjadi bias.
Setelah itu, sampel air tadi dikultivasi ke media Agar dan diinkubasi selama beberapa harisehingga kultur (biakan) mikroba tumbuh dan tampak secara jelas. Hasil kultur mikroba tersebut diidentifikasi untuk mengetahui jenis mikroba tersebut. Berikut ini adalah hasilnya :

Spesies Lalat A

Cawan Petri 1 :

sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam).

Cawan Petri 2 :

sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.

Hasil Penelitian  :

Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe E. Coli, yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, pada awal mulanya tampak tumbuh koloni kecil tipe E. Coli, namun pertumbuhannya terhambat oleh mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang dapat memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi.

Spesies Lalat B

Cawan Petri 1 :

sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam).

Cawan Petri 2 :

sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.


Hasil Penelitian:

Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe Coynobacterium dephteroid, yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, tumbuh mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotic yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan  ersifat antibakteri dan antifungi.

Spesies Lalat C

Cawan Petri 1 :

sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam).

Cawan Petri 2 :

sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.


Hasil Penelitian:

Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe Staphylococcus sp., yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, tumbuh mikroorganisme  yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi. Hasil yang serupa diperoleh untuk jenis lalat lain yang banyak mengandung bakteri patogen Salmonella sp. dan Proteus sp., yang terhambat oleh pertumbuhan Actinomyces.

Kesimpulan :

Masuknya lalat pada makanan atau minuman, dengan  dan tanpa dicelup, ternyata memberikan hasil berbeda yang secara  signifikan. Hal ini membenarkan apa yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, bahwa pada sayap lalat itu terdapat penyakit sekaligus penawarnya.

Dr. Amin Ridha, Dosen Penyakit Tulang di Jurusan Kedokteran Universitas Iskandariyah, telah melakukan penelitian tentang hadits lalatdan menegaskan bahwa di dalam rujukan-rujukan kedokteran masa silam ada penjelasan tentang berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat. Baru di zaman sekarang, para pakar penyakit bisa mengungkap rahasia ini, padahal sudah dibongkar informasinya sejak dahulu. Yaitu kurang lebih 30-an tahun yang lalu mereka menyaksikan dengan mata kepalanya bahwa obat berbagai penyakit yang sudah kronis dan pembusukan yang sudah menahun adalah dengan lalat.

Subhanallah, 14 abad yang lalu, seseorang bisa memberikan informasi seperti ini tanpa ada riset. Masihkah ada yang mencoba menyangkal kerasulan Beliau ??

Maha benar Allah dan nyatalah kebenaran Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam yang menjadi penyampai wahyu-Nya .

Kamis, 25 Februari 2016

FITNAH LEBIH KEJAM DRPD PEMBUNUHAN


“Kiai, ajarkan saya sesuatu yang bisa menghapuskan kesalahan saya ini.” Aku berusaha menjaga nada bicaraku, tak ingin sedikitpun sekali lagi menyinggung perasaannya.
Kiai Husain terkekeh. “Apa kau serius?” Katanya.
Aku menganggukkan kepalaku dengan penuh keyakinan. “Saya serius, Kiai. Saya benar-benar ingin menebus kesalahan saya.”
Kiai Husain terdiam beberapa saat. Ia tampak berfikir. Aku sudah membayangkan sebuah doa yang akan diajarkan Kiai Husain kepadaku, yang jika aku membacanya beberapa kali maka Allah akan mengampuni dosa-dosaku. Aku juga membayangkan sebuah laku, atau tirakat, atau apa saja yang bisa menebus kesalahan dan menghapuskan dosa-dosaku. Beberapa jenak kemudian, Kiai Husain mengucapkan sesuatu yang benar-benar di luar perkiraanku. Di luar perkiraanku—
“Apakah kau punya sebuah kemoceng di rumahmu?” Aku benar-benar heran Kiai Husain justru menanyakan sesuatu yang tidak relevan untuk permintaanku tadi.
“Maaf, Kiai?” Aku berusaha memperjelas maksud Kiai Husain.
Kiai Husain tertawa, seperti Kiai Husain yang biasanya. Diujung tawanya, ia sedikit terbatuk. Sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, ia menghampiriku, “Ya, temukanlah sebuah kemoceng di rumahmu,” katanya.
Tampaknya Kiai Husain benar-benar serius dengan permintaannya. “Ya, saya punya sebuah kemoceng di rumah, Kiai. Apa yang harus saya lakukan dengan kemoceng itu?”
Kiai Husain tersenyum.
“Besok pagi, berjalanlah dari rumahmu ke pondokku,” katanya, “Berjalanlah sambil mencabuti bulu-bulu dari kemoceng itu. Setiap kali kau mencabut sehelai bulu, ingat-ingat perkataan burukmu tentang aku, lalu jatuhkan di jalanan yang kau lalui.”
Aku hanya bisa mengangguk. Aku tak akan membantahnya. Barangkali maksud Kiai Husain adalah agar aku merenungkan kesalahan-kesalahanku. Dan dengan menjatuhkan bulu-bulunya satu per satu, maka kesalahan-kesalahan itu akan gugur diterbangkan waktu…
“Kau akan belajar sesuatu darinya,” kata Kiai Husain. Ada senyum yang sedikit terkembang di wajahku.
***
Keesokan harinya, aku menemui Kiai Husain dengan sebuah kemoceng yang sudah tak memiliki sehelai bulupun pada gagangnya. Aku segera menyerahkan gagang kemoceng itu pada beliau.
“Ini, Kiai, bulu-bulu kemoceng ini sudah saya jatuhkan satu per satu sepanjang perjalanan. Saya berjalan lebih dari 5 km dari rumah saya ke pondok ini. Saya mengingat semua perkataan buruk saya tentang Kiai. Saya menghitung betapa luasnya fitnah-fitnah saya tentang Kiai yang sudah saya sebarkan kepada begitu banyak orang. Maafkan saya, Kiai. Maafkan saya…”
Kiai Husain mengangguk-angguk sambil tersenyum. Ada kehangatan yang aku rasakan dari raut mukanya. “Seperti aku katakana kemarin, aku sudah memaafkanmu. Barangkali kau hanya khilaf dan hanya mengetahui sedikit tentangku. Tetapi kau harus belajar seusatu…,” katanya.
Aku hanya terdiam mendengar perkataan Kiai Husain yang lembut, menyejukkan hatiku.
“Kini pulanglah…” kata Kiai Husain.
Aku baru saja akan segera beranjak untuk pamit dan mencium tangannya, tetapi Kiai Husain melanjutkan kalimatnya, “Pulanglah dengan kembali berjalan kaki dan menempuh jalan yang sama dengan saat kau menuju pondokku tadi…”
Aku terkejut mendengarkan permintaan Kiai Husain kali ini, apalagi mendengarkan “syarat” berikutnya: “Di sepanjang jalan kepulanganmu, pungutlah kembali bulu-bulu kemoceng yang tadi kaucabuti satu per satu. Esok hari, laporkan kepadaku berapa banyak bulu yang bisa kau kumpulkan.”
Aku terdiam. Aku tak mungkin menolak permintaan Kiai Husain.
“Kau akan mempelajari sesuatu dari semua ini,” tutup Kiai Husain.
***
Sepanjang perjalanan pulang, aku berusaha menemukan bulu-bulu kemoceng yang tadi kulepaskan di sepanjang jalan. Hari yang terik. Perjalanan yang melelahkan. Betapa sulit menemukan bulu-bulu itu. Mereka tentu saja telah tertiup angin, atau menempel di sebuah kendaraan yang sedang menuju kota yang jauh, atau tersapu ke mana saja ke tempat yang kini tak mungkin aku ketahui.
Tapi aku harus menemukan mereka! Aku harus terus mencari ke setiap sudut jalanan, ke gang-gang sempit, ke mana saja!
Aku terus berjalan.
Setelah berjam-jam, aku berdiri di depan rumahku dengan pakaian yang dibasahi keringat. Nafasku berat. Tenggorokanku kering. Di tanganku, kugenggam lima helai bulu kemoceng yang berhasil kutemukan di sepanjang perjalanan.
Hari sudah menjelang petang. Dari ratusan yang kucabuti dan kujatuhkan dalam perjalanan pergi, hanya lima helai yang berhasil kutemukan dan kupungut lagi di perjalanan pulang. Ya, hanya lima helai. Lima helai.
***
Hari berikutnya aku menemui Kiai Husain dengan wajah yang murung. Aku menyerahkan lima helai bulu kemoceng itu pada Kiai Husain. “Ini, Kiai, hanya ini yang berhasil saya temukan.” Aku membuka genggaman tanganku dan menyodorkannya pada Kiai Husain.
Kiai Husain terkekeh. “Kini kau telah belajar sesuatu,”katanya.
Aku mengernyitkan dahiku. “Apa yang telah aku pelajari, Kiai?” Aku benar-benar tak mengerti.
“Tentang fitnah-fitnah itu,” jawab Kiai Husain.
Tiba-tiba aku tersentak. Dadaku berdebar. Kepalaku mulai berkeringat.
“Bulu-bulu yang kaucabuti dan kaujatuhkan sepanjang perjalanan adalah fitnah-fitnah yang kausebarkan. Meskipun kau benar-benar menyesali perbuatanmu dan berusaha memperbaikinya, fitnah-fitnah itu telah menjadi bulu-bulu yang beterbangan entah kemana. Bulu-bulu itu adalah kata-katamu. Mereka dibawa angin waktu ke mana saja, ke berbagai tempat yang tak mungkin bisa kau duga-duga, ke berbagai wilayah yang tak mungkin bisa kauhitung!”
Tiba-tiba aku menggigil mendengarkan kata-kata Kiai Husain. Seolah-olah ada tabrakan pesawat yang paling dahsyat di dalam kepalaku. Seolah-olah ada hujan mata pisau yang menghujam jantungku. Aku ingin menangis sekeras-kerasnya. Aku ingin mencabut lidahku sendiri.
“Bayangkan salah satu dari fitnah-fitnah itu suatu saat kembali pada dirimu sendiri… Barangkali kau akan berusaha meluruskannya, karena kau benar-benar merasa bersalah telah menyakiti orang lain dengan kata-katamu itu. Barangkali kau tak tak ingin mendengarnya lagi. Tetapi kau tak bisa menghentikan semua itu! Kata-katamu yang telah terlanjur tersebar dan terus disebarkan di luar kendalimu, tak bisa kau bungkus lagi dalam sebuah kotak besi untuk kau kubur dalam-dalam sehingga tak ada orang lain lagi yang mendengarnya. Angin waktu telah mengabadikannya.”
“Fitnah-fitnah itu telah menjadi dosa yang terus beranak-pinak tak ada ujungnya. Agama menyebutnya sebagai dosa jariyah. Dosa yang terus berjalan diluar kendali pelaku pertamanya. Maka tentang fitnah-fitnah itu, meskipun aku atau siapapun saja yang kau fitnah telah memaafkanmu sepenuh hati, fitnah-fitnah itu terus mengalir hingga kau tak bisa membayangkan ujung dari semuanya. Bahkan meskipun kau telah meninggal dunia, fitnah-fitnah itu terus hidup karena angin waktu telah membuatnya abadi. Maka kau tak bisa menghitung lagi berapa banyak fitnah-fitnah itu telah memberatkan timbangan keburukanmu kelak.”
Tangisku benar-benar pecah. Aku tersungkur di lantai. “Astagfirullah al-adzhim… Astagfirullahal-adzhim… Astagfirullah al-adzhim…” Aku hanya bisa terus mengulangi istighfar. Dadaku gemuruh. Air mata menderas dari kedua ujung mataku.
“Ajari saya apa saja untuk membunuh fitnah-fitnah itu, Kiai. Ajari saya! Ajari saya! Astagfirullahal-adzhim…” Aku terus menangis menyesali apa yang telah aku perbuat.
Kiai Husain tertunduk. Beliau tampak meneteskan air matanya.“ Aku telah memaafkanmu setulus hatiku, Nak,” katanya, “Kini, aku hanya bisa mendoakanmu agar Allah mengampunimu, mengampuni kita semua. Kita harus percaya bahwa Allah, dengan kasih sayangnya, adalah zat yang maha terus menerus menerima taubat manusia… InnaLlaha tawwabur-rahiim...”
Aku disambar halilintar jutaan megawatt yang mengguncangkan batinku! Aku ingin mengucapkan sejuta atau semiliar istighfar untuk semua yang sudah kulakukan! Aku ingin membacakan doa-doa apa saja untuk menghentikan fitnah-fitnah itu!
“Kini kau telah belajar sesuatu,” kata Kiai Husain, setengah berbisik. Pipinya masih basah oleh air mata, “Fitnah-fitnah itu bukan hanya tentang dirimu dan seseorang yang kausakiti. Ia lebih luas lagi. Demikianlah, anakku, fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan...”

Astaghfirullah al-adzhim!

Senin, 22 Februari 2016

Romantis


🏼 ❤SAATNYA JATUH CINTA LAGI❤

✒️ Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ

Seiring makin bertambahnya usia pernikahan,
kedewasaan dan juga anak, kita makin menyadari..
Bahwa ada hal-hal yang tetap sama, dan ada hal-hal yang tak terelakkan untuk berubah
.
Ada hal-hal yang harus diucapkan, ada yang cukup disimpan dalam hati saja.
Kita pun jadi belajar utk mengartikan makna romantisme itu sendiri sangatlah luas.

ROMANTIS tidak hanya soal bunga, candle light, dinner (baik di resto ternama atau yang insidentil karena mati listrik), sekotak cokelat mahal atau kartu ucapan “I Love You” yang sengaja ia tinggalkan di meja sebelum berangkat kerja.
Romantisme tidak cuma soal itu, ternyata.
For some people..

ROMANTIS adalah ketika seorang istri berletih-letih belajar memasak di awal pernikahan mereka, demi menciptakan menu yang disukai suaminya. Meskipun ia sendiri tidak menyukainya..

Romantis adalah ketika seorang suami telaten merawat istri dan anak-anaknya yang sedang sakit.
Mengambil alih semua tugas rumah tangga yang sanggup ia kerjakan.

Romantis adalah ketika seorang suami dengan sigap mengganti popok si kecil yang terbangun tengah malam, saat sang istri terlelap karena kelelahan.

Romantis adalah saat sepasang suami istri bahu membahu merapikan rumah dan memandikan anak-anak ketika mereka sedang digegas waktu untuk pergi ke majelis ilmu disuatu pagi.

Romantis adalah saat seorang suami membangunkan istrinya untuk shalat malam dengan lembut, dan memerciki wajahnya dengan air ketika matanya masih ingin terpejam.

Romantis adalah kerelaan seorang suami untuk menahan emosi ketika mendapati istrinya tengah marah, berlapang dada untuk memaafkan dan memberi udzur ketika sang istri bersalah..

Romantis adalah ketika seorang suami berkata pada istri tercintanya, “Mencari nafkah itu tanggung jawabku, tugasmu adalah mengurus rumah dan mendidik anak-anak kita..”

Romantis adalah ketika seorang suami meminta sang istri untuk menutup aurat secara sempurna, sebagai bentuk penjagaan atas hartanya yang paling berharga.

Romantis adalah ketika seorang suami atau istri menolak permintaan pasangannya yang tidak sesuai syari’at dengan cara yang penuh hikmah.
Karena CINTA TIDAK BERARTI SELALU MENURUTI KEINGINAN ORANG YANG DICINTAINYA, terlebih jika keinginannya bertabrakan dengan rambu-rambu syar’i.
Itulah cinta karena Allah yang sejati dan abadi..

Romantis adalah ketika seorang suami menundukkan pandangannya ketika tak sengaja berpapasan dengan lawan jenisnya saat jalan dengan sang istri, dan mengeratkan genggaman tangan mereka lebih erat lagi..

Romantis adalah saat seorang suami bersedia untuk mendengarkan cerita istrinya yang panjang lebar, nggak beraturan dan nggak penting itu sampai tak sengaja ketiduran.

Romantis adalah kesabaran seorang suami ketika sang istri menyambutnya di pintu dalam keadaan kacau balau, belum sempat mandi apalagi berhias, rumah berantakan tak berbentuk dan tak ada makanan tersaji di meja. “Nggak apa, malam ini kita makan di luar yuk..”

Romantis adalah KESEDIAAN SESEORANG UNTUK MENERIMA DIRI PASANGANNYA SEUTUHNYA, lengkap dengan segala kekurangan, kelebihan dan masa lalunya, tanpa banyak mengatur dan meminta.

Romantis adalah saat memandang wajah seseorang yang kita cintai dalam lelapnyasetelah seharian penat bekerja.. Dan sejenak menyadari, telah menghabiskan tahun-tahun penuh bahagia bersamanya, seseorang yang
Allah pilihkan untuk menemani pahit manis perjalanan ini..

Romantis adalah ketika sepasang suami istri SALING MENGINGATKAN DAN MENGUATKAN DALAM "KESABARAN" & "KEBENARAN". Karena mereka tidak hanya menginginkan kebersamaan di dunia saja, melainkan hingga ke Jannah-Nya..

Romantis adalah ketika engkau melihat kedalam matanya di sela-sela obrolan santai kalian, dan menemukan masih ada cinta di sana. Cinta yang sama seperti saat pertama kali bertemu dulu..

Dan yang, romantis adalah saat seorang suami memasangkan helm ke kepala istri tercintanya ketika mereka hendak bepergian dengan motor.

Ternyata banyak hal-hal romantis yang dilakukan pasangan, yang terkadang luput dari perhatian kita.
Betapa sering pasangan berbuat baik kepada kita, tapi tak pernah puas kita untuk terus menuntut lagi dan lagi. Bahkan meminta sesuatu di luar kadar kesanggupan pasangan kita.
Astaghfirullah..

Adakah kita seperti itu terhadap istri atau suami kita selama ini?
Terlebih-lebih kita, PARA ISTRI YANG TABIATNYA ADALAH SERING MENGKUFURI KEBAIKAN SUAMI..
“Dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat KEBANYAKAN PENDUDUKNYA ADALAH KAUM WANITA.

Shahabat pun bertanya, ‘Mengapa (demikian) wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam?’
Beliau shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab, ‘Karena kekufuran mereka.’
Kemudian ditanya lagi, ‘Apakah mereka kufur kepada Allah?’

Beliau menjawab, ‘MEREKA KUFUR TERHADAP SUAMI MEREKA, kufur terhadap kebaikan-kebaik
annya.
Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’
(HR. Bukhari no. 105)

Seperti yang dituturkan dalam syair indah berikut ini..
“Kulihat kaum laki-laki memukul istri mereka, Namun tanganku lumpuh untuk memukul Zainab,
Zainab adalah matahari, sedang wanita lain adalah bintang-bintang..
Jika Zainab muncul, tak akan nampak lagi bintang-bintang..”
(Siyar A’lamin Nubala 4/106)

Banyak sisi baik dari pasangan yang membuat teduh hati ketika kita memandangnya, atau mungkin saat sekadar mengingatnya
Jujurlah pada diri sendiri..
Pasangan kita saat ini, betapa ia begitu berjasa mendampingi kita sejak bertahun-tahun lamanya.

Dialah tempat kita mencurahkan rasa. Dialah seseorang yang paling mengenal dan mengerti, siapa dan bagaimana kita sesungguhnya, dan memilih untuk tetap tinggal dan terus mencintai kita, setelah semua yang terjadi.

Cinta yang dulu mekar di awal-awal pernikahan, bisa pudar seiring berlalunya waktu. Ia bisa berubah menjadi layu sebelum akhirnya mati dan musnah.
Maka rawatlah cinta itu agar selalu berkembang dan terawat. Siramilah perasaan itu dengan hal-hal yang romantis dan penuh makna, namun sederhana…

Sederhanakanlah..
Seperti membukakan pintu mobil untuk istri tercinta bagi yang punya mobil, atau memasangkan helm ke kepalanya ketika hendak bepergian dengan motor.
Atau merapikan anak rambut yang ‘mengintip’ dari balik jilbabnya dengan tatapan penuh kasih sayang.
Ungkapan cinta yang terlihat remeh, kecil dan sepele, tapi penuh makna. Setidaknya bagi dirinya, seseorang yang kita cinta.

IT IS TRUE

THIS IS SO TRUE😭😭

A long time ago, there was a huge apple tree.
A little boy loved to come and play around it every day. He climbed to the treetop,
ate the apples, and took a nap under the shadow.
He loved the tree and the tree loved to play with him.

Time went by, the little boy had grown up and he no longer played around the tree every day.

One day, the boy came back to the tree and he looked sad.

“Come and play with me”, the tree asked the boy.

Boy: “I am no longer a kid, I do not play around trees anymore” the boy replied. “I want toys. I need money to buy them.”

Tree: “Sorry, but I do not have money, but you can pick all my apples and sell them. So, you will have money.”

The boy was so excited. He grabbed all the apples on the tree and left happily. The boy never came back after he picked the apples. The tree was sad.

One day, the boy who now turned into a man returned and the tree was excited.

“Come and play with me” the tree said.

“I do not have time to play. I have to work for my family. We need a house for shelter. Can you help me?”

“Sorry, but I do not have any house. But you can chop off my branches to build your house.” So the man cut all the branches of the tree and left happily.

The tree was glad to see him happy but the man never came back since then. The tree was again lonely and sad.

One hot summer day, the man returned and the tree was delighted.

“Come and play with me!” the tree said.

“I am getting old. I want to go sailing to relax myself. Can you give me a boat?” said the man.

“Use my trunk to build your boat. You can sail far away and be happy.”

So the man cut the tree trunk to make a boat. He went sailing and never showed up for a long time.

Finally, the man returned after many years.

“Sorry, my boy. But I do not have anything for you anymore. No more apples for you”, the tree said.

“No problem, I do not have any teeth to bite” the man replied.

Tree : “No more trunk for you to climb on.”

“I am too old for that now” the man said.

“I really cannot give you anything, the only thing left is my dying roots,” the tree said with tears.

“I do not need much now, just a place to rest. I am tired after all these years,” the man replied.

“Good! Old tree roots are the best place to lean on and rest, come sit down with me and rest.” The man sat down and the tree was glad and smiled with tears.

 This is a story of everyone. The tree is like our parents. When we were young, we loved to play with our Mum and Dad.

When we grow up, we leave them; only come to them when we need something or when we are in trouble.

No matter what, parents will always be there and give everything they could just to make you happy.

You may think the boy is cruel to the tree, but that is how all of us treat our parents.

We take them for granted; we don’t appreciate all they do for us, until it’s too late.

~ Moral ~
Treat your parents with loving care…. For you will know their value, when you see their empty chair…

We never know the love of our parents for us; till we become parents.....!

Kaidah dlm Quran

5 Kaidah Dalam Al-Quran
Ustadz Dr. Ahzami Sami'un Jazuli, MA.

(1) Kemenangan Hakiki itu adalah masuk surga dan dijauhkan dari neraka.

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (QS. Ali Imron: 185)

(2) Dosa itu adalah sumber kehancuran.

"Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal [generasi itu], telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain." (QS.Al-An'am: 6)

Siapapun, keluarga manapun, Jamaah atau partai apapun, apabila prosentase dosanya lebih dominan, maka tunggulah kehancuran.

Ya Ikhwah, ingatlah ungkapan Sayyidina Umar:
"Kemaksiatan kita lebih kita takuti daripada musuh-musuh kita.

(3) Di antara Tujuan hidup berkeluarga adalah menegakkan hukum-hukum Allah.

"Kemudian jika si suami menalaknya [sesudah talak yang kedua], maka perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya [bekas suami pertama dan isteri] untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang [mau] mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 230)

Contoh, istri boleh nambah yang penting tegak syari'at Allah.. Jangan sampai asal nambah tapi menambah masalah.

(4) Iman dan Ukhuwah adalah yang paling mahal bagi kita.

"Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat." (QS. Al-Hujurat: 10)

(5) Bersatu berpegang teguh dengan Tali Allah adalah Asal, adapun berbantah-bantahan atau berselisih adalah sesuatu yang emergency harus segera diakhiri.

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali [agama] Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu [masa Jahiliyah] bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." (QS. Ali Imran: 103)

Jumat, 19 Februari 2016

Surat Terbuka Untuk LGBT Dari Muslimah Bercadar

Surat Terbuka Untuk LGBT Dari Muslimah Bercadar

Bismillah..

Kemarin pagi saya membaca di linimasa akun facebook saya yang sedang ramai membicarakan tayangan Indonesia Lawyer Club yang tayang pada tanggal 16 Februari kemarin di TVOne. Karena penasaran, akhirnya saya klik tautan rekaman tayangan tersebut di youtube. Durasi totalnya sekitar 2 jam 45 menit. Saya simak benar-benar setiap perkataan narasumber. Lalu ketika narasumber dari komunitas LGBT membuka suara menuntut agar tidak mendapatkan diskriminasi alih-alih karena Hak Asasi Manusia, saya jadi penasaran, memang diskriminasi apasih yang mereka dapatkan?

Setelah mereka berbicara panjang lebar respon saya cuma satu, “Lho, jadi cuma gitu doang?” Kata mereka diskriminasi yang mereka dapat berupa bully,  dilarang kerja di perusahaan tertentu, dilarang kuliah di kampus tertentu. Wah itu sih bagi saya hal sepele banget. Kalau hanya se sepele itu saya dan kawan-kawan saya lainnya yang bercadar juga gampang saja lapor KOMNAS HAM karena didiskriminasi.

Saya seorang mahasiswi dan bercadar dalam keseharian saya, baik ke kampus atau pergi ke mana pun. Mungkin saya adalah salah satu muslimah bercadar yang beruntung dibandingkan dengan teman-teman saya lainnya yang mengenakan cadar, keluarga saya mendukung saya dan kampus saya juga mengizinkan untuk bercadar. Banyak teman-teman saya yang bercadar mendapat pertentangan dari orang tuanya.

Tidak perlu sampai ke tahap mengenakan cadar, yang mengenakan jilbab syar’i (yang lebar) saja pun banyak yang mendapat pertentangan keras dari keluarganya. Ada yang sampai dikurung dan tidak boleh keluar-keluar. Ada yang kalau pulang ke rumah dan ketahuan punya pakaian syar’i, pakaiannya digunting-gunting lalu dibakar oleh keluarganya, itu baru keluarga inti, keluarga yang paling dekat, bagaimana sekeluarga besar? Itu baru diskriminasi dari pihak keluarga belum dari pihak masyarakat.

Di masyarakat sendiri, kami pun sering mendapatkan perlakuan diskriminatif. Dipandang secara sinis, dicaci, dimaki, dikata-katai, dipermalukan di depan umum. Ketika menjadi pembeli kami tidak mendapat perlakuan yang manis dari para pelayan, dan masih banyak lagi, di antaranya:

1. Ketika saya berada di Rumah Sakit di salah satu kawasan di Jakarta, ada seorang bapak yang mencaci saya dengan mengatakan “Dasar Setan” dengan intonasi dan nada penuh kebencian.

2. Bulan lalu saya diteriaki oleh seorang sales disebuah pusat perbelanjaan “WOI ISIS”. Saya juga pernah diteriaki “TERORIS” ketika sedang berjalan di tengah keramaian Malioboro.

3. Ketika saya sedang naik Commuter Line, saya malah dijadikan bahan ancaman oleh seorang ibu-ibu untuk menakut-nakuti anaknya agar anaknya diam, “Kalau kamu gak mau diam, Ibu kasih kamu ke dia.” Memangnya saya semenyeramkan itu?

4. Ketika di bandara saya diperiksa dengan pemeriksaan super ketat yang itu TIDAK DILAKUKAN KEPADA CALON PENUMPANG PESAWAT LAINNYA. Ketika masuk Mall tas saya diperiksa padahal pengunjung yang lain tidak.

5. Saya juga pernah dikatai oleh seorang Waria di Sunmor UGM, “Iii ada Mbak Ninja”, lha kaum kalian teriak-teriak tidak mau didiskriminasi lho kok malah mendiskriminasi orang lain?

Lalu sang narasumber ILC juga menyampaikan bahwa banyak kaum LGBT yang dilarang bekerja di suatu perusahaan tertentu dan dilarang kuliah di kampus tertentu. Walah, hal yang seperti ini  tidak hanya kalian yang merasakan, kami para muslimah bercadar dan/atau berjilbab lebar pun demikian.

Seandainya dibuat sebuah penelitian tentang mana yang lebih banyak jumlah diskriminasi, terhadap kaum LGBT ataulah terhadap muslimah bercadar dan/atau berjilbab lebar, saya yakin hasilnya perusahaan yang membolehkan pekerjanya dari kaum LGBT lebih banyak daripada perusahaan yang membolehkan karyawatinya bercadar.

Dalam ranah universitas pun, masih banyak universitas-universitas yang melarang Mahasiswinya bercadar. Banyak sekali. Bahkan teman-teman saya memakai masker untuk menutup wajah pun dilarang sampai pihak kampus memerintahkan petugas keamanan untuk memberi peringatan kepada mahasiswi yang berjilbab panjang dan mengenakan masker untuk menanggalkan maskernya.

Ada pula teman saya yang disindir oleh dosennya, “Kamu pake masker karena keimanan yang kamu percaya atau karena sakit? Kalau karena imanmu, semoga kamu masuk surga deh.”

Salah satu narasumber dari pakar komunikasi UI, Bapak Ade Armando, menyampaikan bahwa ada mahasiswanya yang ketika ia berangkat dari rumahnya ia harus mengenakan pakaian laki-laki, lalu ditengah jalan ia berganti pakaian menjadi pakaian wanita, dan ketika di kampus ia berdandan seperti wanita, padahal aslinya ia adalah pria. Pak Ade, kasus seperti ini juga banyak sekali kami alami. Bahkan terjadi kepada mahasiswi bapak juga.

Teman-teman saya ketika liburan kuliah dan pulang ke rumah terpaksa menanggalkan cadarnya, atau memendekkan jilbabnya agar tidak dicap ekstremis oleh orang tua dan tetangga-tetangganya di kampung. Lalu ketika kembali lagi ke kota tempatnya menimba ilmu, di tengah jalan ia harus berganti pakaian juga.

Diskriminasi lainnya yang tidak akan para LGBT rasakan dan hanya kami yang merasakan adalah sulitnya mau keluar negeri karena berbelit-belit di imigrasi, diinterogasi panjang lebar, dituduh sebagai teroris dan sebagainya. Tentu berbeda dengan kalian yang mudah saja ketika mau ke luar negeri. Jika kalian tidak diterima di negeri ini, kalian masih bisa ke luar negeri karena di luar negeri, khususnya negara barat, bisa menerima kalian. Tetapi berbeda dengan kami. Kami tetap saja menjadi bahan 'bullying' baik dalam negeri maupun luar negeri.

Barangkali kalian pun tidak pernah masuk ke tempat-tempat umum seperti mall atau bandara lalu diperiksa dengan pemeriksaan super ketat, bukan? Kami sering mengalaminya! Seakan-akan kami ini selalu dicurigai membawa bom atau akan melakukan aksi teror.

Dan satu lagi, jika kalian hanya akan di-bully saat menunjukkan "identitas" kalian, lain halnya dengan kami. Kami para muslimah bercadar dan/atau berjilbab lebar ini jadi korban bully sepanjang waktu.

Jelas apa yang kami dapatkan itu adalah bentuk-bentuk diskriminasi. Tapi apakah ada yang dengan gigih membela kami dari kalangan aktivis HAM? Mengapa justru membela sesuatu yang jelas-jelas menyimpang seperti LGBT?

Para aktivis HAM, ketika bicara tentang ajaran Islam, maunya islam dengan konsep Islam Nusantara, alasannya karena kearifan lokal. Namun ketika bicara urusan LGBT, maunya seperti luar negeri seperti Amerika, alasannya karena persamaan hak. Standar Ganda.

Intinya tidak perlu berlebihan. Kalian merasa menjadi pihak yang paling terzalimi sejagad Indonesia Raya dan merasa yang paling banyak mendapatkan perlakuan diskriminatif dibanding rakyat Indonesia lainnya. Masih banyak orang lain yang diperlakukan diskriminatif lebih parah daripada kalian, hanya saja mereka tidak koar-koar di media dan tidak menuntut belas kasih KOMNAS HAM.

Lagipula jika kalian mendapatkan perlakuan yang berbeda, itu wajar dan sah-sah saja. Karena LGBT adalah penyakit, ancaman, penuh propaganda, menular, dan bertentangan dengan segala macam tinjauan baik secara medis, psikologis, agama, sosial, kemanusiaan, maupun tinjauan akal sehat manusia sehingga perlu mendapatkan perlakuan berbeda ketika muncul di tengah masyarakat. Adapun kami sebagai muslimah bercadar dan berjilbab, diskriminasi yang kami terima semata karena beberapa elemen masyarakat belum teredukasi dengan aturan ajaran Islam tentang jilbab. Cadar dan jilbab yang kami kenakan bukanlah sebuah penyakit, bukan pula ancaman, tidak mengandung propaganda, tidak menular,  tidak pula bertentangan dengan tinjauan apapun baik sosial, medis, psikologis, apalagi agama.

Kami yang semestinya tidak pantas diperlakukan diskriminatif hanya karena lembaran kain gelap yang kami kenakan tidak mengemis belas kasihan masyarakat luas, apalagi Komnas HAM, agar bersikap wajar terhadap kami. Adapun kalian kaum LGBT, perlakuan diskriminatif masyarakat terhadap kalian memang sudah sewajarnya demi kebaikan kalian sendiri agar kembali menjadi manusia yang berorientasi seksual yang normal sehingga tidak lagi menjadi ancaman bagi masyarakat.

Selama kalian menyalahi fitrah kalian sebagai pria atau wanita yang diciptakan oleh Allah secara heteroseksual, jangan pernah berharap masyarakat akan sepenuhnya menerima kondisi kalian yang secara nyata telah menjadi ancaman dan bertentangan dengan berbagai tinjauan apapun.

Hadanillahu wa iyyakum. Semoga Allah memberi hidayahNya kepada saya dan kita semua.

Yogyakarta, 19 Februari 2016

Sheren Chamila Fahmi

Kamis, 18 Februari 2016

ARAB SAUDI

1⃣0⃣🇸🇦🌺 10 FAKTA YANG MEMBUAT BAHAGIA BILA ANDA HIDUP DI ARAB SAUDI

✋🏻 Kerajaan Arab Saudi adalah sebuah negara Arab yang terletak di Jazirah Arab. Beriklim gurun dan wilayahnya sebagian besar terdiri atas gurun pasir. Sebuah negeri yang diyakini tak satupun negara di dunia ini yang tidak mengenalnya. Baik itu negara sekuler terlebih lagi negara sesama muslim.

💡 Banyak sekali keunikan atau kelebihan yang dimiliki negara dimana Islam berasal ini. Keunikan atau kelebihan yang tentunya akan sangat membahagiakan bagi warganya. Berikut beberapa fakta tentang keunikan atau kelebihan Arab Saudi yang tidak ditemui di negara lain.

⏩ 1. Tidak ada pemilu untuk memilih kepala negara

Arab Saudi adalah negara monarki absolut. Tidak ada pemilu ala negara demokrasi seperti yang terjadi di berbagai negara. Meski berjuluk negeri kaya raya, namun proses pergantian tampuk pimpinan di Arab Saudi sangatlah hemat biaya, bahkan mungkin tanpa biaya sama sekali. Pergantian tongkat kepemimpinan dari Raja Abdullah yang meninggal dunia kepada Raja Salman hanya berlangsung beberapa menit setelah pembacaan surat keputusan. Kemudian diiringi baiat dan saling berjabatan tangan.
Tidak ada triliunan uang yang dihambur-hamburkan hanya untuk sebuah pesta demokrasi. Rakyat merasa aman, nyaman dan tentram. Mereka tidur di malam hari di bawah kekuasaan seorang raja, dan mereka bangun di pagi hari dalam keadaan kekuasaan sudah beralih ke raja berikutnya. Negara dalam kondisi damai, tanpa gejolak dan tanpa rasa takut.

⏩ 2. BBM di Arab Saudi sangat murah

BBM jenis oktan 91 hanya dihargai 0,75 riyal ( sekitar 2.700 rupiah). Itupun setelah mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya yang hanya 0,45 riyal (sekitar 1.600 rupiah). Sedangkan BBM jenis oktan 95 hanya seharga 0,90 riyal (3.250 rupiah) setelah sebelumnya seharga 0,60 riyal (2.150 rupiah). Harga 1 liter bensin di Saudi setara dengan setengah liter air minum kemasan di Indonesia.

⏩ 3. Pendidikan di Arab Saudi gratis, itupun masih ditambah dengan beasiswa yang diberikan kerajaan.

Secara umum seluruh universitas negeri di Saudi memberikan beasiswa penuh (full-scholarship). Mahasiswa sama sekali tidak dibebani biaya kuliah dan bahkan diberi uang bulanan atau mukafaah. Mukafaah di seluruh universitas negeri Saudi hampir sama yaitu sekitar 890 riyal per bulan (sekitar 3 juta rupiah) baik untuk S1, S2 maupun S3. Mahasiswa S2 atau S3 yang merangkap sebagai research assistant (RA) atau teaching assistant (TA) akan mendapat tambahan gaji. Besar kecilnya gaji tergantung universitas yang bersangkutan. Jika beruntung ikut proyek penelitian dosen bisa mendapat tambahan uang saku lagi.

Biaya hidup tidak terlalu besar, karena telah disediakan asrama gratis dan mendapat subsidi makan di kantin kampus. Dengan kondisi seperti ini rata-rata mahasiswa masih bisa menabung dari beasiswa yang diperoleh. Bagi mahasiswa yang membawa keluarga, maka harus menyewa rumah di luar dan di beberapa kampus disediakan pengganti biaya sewanya.

⏩ 4. Jalanan di Arab Saudi kualitas tol semua, dan gratis

Arab Saudi sangat memperhatikan masalah infrastruktur, termasuk soal sarana jalan. Jalan tol penghubung Mekkah dan Jeddah misalnya. Selain memiliki track lurus lempang, kondisi jalan juga mulus dan lebar. Dua jalur yang berlawanan arah selalu disekat rapi, sehingga membuat semakin nyamannya para driver saat mengemudi. Mengemudi berapapun jauhnya tak begitu melelahkan bagi para driver disana. Soal kemacetan? Maaf, Anda salah alamat, ini Arab Saudi, macet adalah hal yang sangat langka ditemui.

⏩ 5. Wajib shalat berjamaah di masjid

Arab Saudi adalah satu-satunya negara yang mengharuskan penduduknya untuk menghentikan seluruh aktivitas perdagangan selama pelaksanaan salat berjamaah yang mana setiap toko harus ditutup ketika telah dikumandangkan azan tanda masuknya waktu salat wajib. Lalu bagaimana dengan para PKL yang menggelar dagangan di pinggir jalan? Aman, tidak ada yang berani mencuri dagangan mereka satu pun. Berbeda dengan negara lain, yang lengah sesaat saja, sepeda motor pun lenyap.

⏩ 6. Tingkat kriminalitas sangat rendah

Masih terkait dengan poin sebelumnya, mengapa PKL di Arab Saudi dengan mudahnya meninggalkan lapaknya untuk shalat berjamaah? Ya, karena tidak ada yang berani mencuri dagangannya. Mencuri dagangan orang, berarti tangan bakal copot. Ketatnya penerapan syariat Islam di Arab Saudi berimbas pada rendahnya tingkat kriminalitas. Tentu kita tidak mengatakan bahwa Arab Saudi 100% bebas kriminalitas, namun apabila dibandingkan dengan negara lain, bahkan negara Islam sekalipun, yang tidak menerapkan syariat Islam, maka akan jauh sekali kondisinya.
Dan sekali pun kita mendengar berita kriminal di Arab Saudi, biasanya tidak jauh dari kasus TKI dan berita kriminalitas di kalangan anggota kerajaan, yang tentunya sangat tendensius. Sumber berita biasanya tidak jauh dari media-media Syiah, kelompok radikal khawarij dan musuh-musuh Arab Saudi lainnya.

⏩ 7. Arab Saudi negara paling dermawan di dunia

Sejak tahun 1970-an, Arab Saudi telah menyumbangkan bantuan sebesar 49 miliar poundsterling yang membuatnya menjadi negara donor terbesar di dunia. Sebagai contoh, untuk Aceh saat terjadi bencana tsunami saja, Arab Saudi menggelontorkan US$70 (Sekitar Rp 651 Milyar). Semua bantuan Arab Saudi yang mayoritasnya diperuntukkan ke negara-negara Islam bersifat hibah, tanpa syarat apapun.
Mengapa Arab Saudi begitu royal menyumbangkan kekayaannya untuk negara lain? Setidaknya ada dua hal yang berpengaruh, pertama karena memang Arab Saudi adalah negara kaya raya. Yang kedua, sudah menjadi karakter orang Arab yang begitu bersemangat untuk berderma. Hal ini bisa dilihat saat musim haji atau umrah, bagaimana antusiasme warga Arab Saudi untuk menjamu tamu-tamu Allah dari berbagai penjuru dunia.

⏩ 8. Warga Arab Saudi bebas pajak penghasilan

Tidak ada pajak penghasilan yang dipungut dari warga Arab Saudi. Bahkan bukan hanya warga Arab Saudi,  warga negara-negara Teluk yang memiliki kerjasama dengan Arab Saudi seperti Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, dan Uni Emirat Arab umumnya dibebaskan dari pembayaran pajak penghasilan, akan tetapi mereka tetap harus tunduk pada aturan pembayaran zakat.

⏩ 9. Syiar-syiar Kuffar Dilarang

Di saat negara-negara muslim masyarakatnya resah karena tingkat kehamilan di luar nikah sangat tinggi, terutama pasca perayaan Valentine’s Day. Atau tindak kriminal yang meningkat saat momen perayaan Tahun Baru, warga Arab Saudi masih adem ayem. Mereka bisa tidur nyenyak pada malam tahun baru maupun malam Valentine. Tidak ada kekhawatiran kemana perginya anak mereka pada momen-momen penuh kemaksiatan tersebut.
Valentine, Perayaan Natal dan Tahun Baru, konser musik dan berbagai event hura-hura adalah sesuatu yang terlarang di negeri itu. Jangankan perayaan Valentine, ada sedikit saja yang mengarah ke sana, polisi syariah sudah bertindak tegas. Sehingga jangan berharap bisa menemukan toko-toko yang menjual pernak-pernik Valentine atau terompet Tahun Baru di Arab Saudi.

⏩ 10. Proteksi terhadap warga sangat tinggi

Sudah menjadi isu yang mendunia, bahwa di Arab Saudi wanita dilarang mengemudi mobil. Meski banyak diprotes, apalagi oleh dunia barat, kebijakan ini sebenarnya untuk melindungi kaum wanita. Dengan diperbolehkannya wanita mengemudi, akan membuat mereka lebih sering meninggalkan rumah melebihi kebutuhan. Tugas-tugas keluarga akan terbengkalai. Dan para wanita akan menampakkan wajah-wajah mereka di jalan-jalan.
Dengan diamnya para wanita di rumah dan tidak berkeliaran dengan mobil-mobil mereka, keamanan dapat lebih ditingkatkan. Keamanan untuk para wanita tersebut dan juga keamanan untuk pengguna jalan lainnya. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa wanita bukanlah pengemudi yang baik. Tabiat wanita yang mudah panik, kurang mampu mengambil keputusan, akan sangat berbahaya jika berada di jalan raya. Jika peraturan ini bisa diterapkan di negara lain, maka tidak ada lagi kekhawatiran pada pengemudi pria akan bertemu dengan ibu-ibu yang lampu sein-nya ke kanan dan motornya justru belok ke kiri. Wallahu a’lam. "fs"

📚 Sumber || http://serambiharamain.com/10-fakta-yang-membuat-bahagia-bila-anda-hidup-di-arab-saudi/
🇸🇦 Channel Telegram || http://bit.ly/serambiharamain

🌐 Turut Mempublikasikan
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia || http://forumsalafy.net
⏩ Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy

Rabu, 17 Februari 2016

VITAMIN A UNTUK ANAK KITA

VITAMIN A UNTUK ANAK KITA

Narasumber: Elly Risman, Psi.
(Direktur dan Psikolog Yayasan Kita dan Buah Hati)

Tantangan zaman yang luar biasa berat bagi anak-anak kita saat ini membutuhkan Vitamin A (Ayah) yang memiliki peranan sangat penting dalam proses tumbuh kembang anak.

Ayah…
Engkaulah nahkoda, penentu Garis Besar Haluan Keluarga, engkau yang menentukan kemana keluarga kita akan kau bawa.

Engkau bukan hanya pencari rizki yang penuh berkah, yang menyediakan makanan lezat dan pakaian yang hangat, serta rumah dan isinya yang tak mudah berkarat, bagi kami kau adalah pembimbing anak dan istri yang hebat.

Ayah...
Engkau adalah pembuat kebijakan dan peraturan, engkau pula yang menentukan standar keberhasilan.

Ayah..
Engkau senantiasa melakukan pemantauan dan perawatan terhadap kami dan harta benda yang kau titipkan.

Ayah..
Luangkan waktumu lebih banyak lagi ya. Obrolan sederhana yang kau bangun dengan anak kita, membuat ia menjadi anak yang:
- Tumbuh menjadi orang dewasa yang suka menghibur.
- Punya harga diri yang tinggi.
- Prestasi akademis di atas rata-rata, dan
- Lebih pandai bergaul.

Ayah lain yang kurang ngobrol dan bercengkrama dengan anak, ternyata menyebabkan anak perempuannya:
- Cenderung mudah jatuh cinta dan mencari penerimaan dari laki-laki lain.
- 7-8 kali lebih mungkin memiliki anak diluar pernikahan.
- Cenderung suka lelaki yang jauh lebih tua, dan
- Cenderung lebih mudah bercerai.

Ternyata hal ini berlaku pada anak perempuan dari latar belakang sosial ekonomi apapun.

Sedangkan anak laki-laki yang jarang diajak ngobrol oleh ayahnya:
- Lebih beresiko terlibat pornografi, narkoba, dan tindak kriminal.
- Cenderung lebih cepat puber di usia yang lebih muda.
- Cenderung join a gang, dan
- Cenderung menemui kesulitan mendapatkan atau mempertahankan pekerjaan di masa dewasa.

Ciri anak yang kekurangan vitamin A adalah lebih rentan terhadap peer pressure.

Ayah…
Ingat yuk peran kita sebagai orangtua; anak itu AMANAH; kita mendapatkan tugas dari Allah untuk mengasuh dan membesarkan anak dengan baik dan benar. Sebab itu butuh perjuangan (pikir, rasa, jiwa, tenaga, waktu dan biaya).

Ayah…
Yuk pimpin keluarga dengan membuat Visi Pengasuhan bersama Ibu. Visi membuat Ayah dan Ibu lebih mudah mengayuh bahtera keluarga bersama-sama.

Keluarga Nabi Ibrahim (QS Ibrahim: 35-37) mempunyai misi:
- Penyelamatan aqidah.
- Pembiasaan ibadah.
- Pembentukan akhakul karimah dan
- Pengajaran lifeskill (entrepreneur).

Sedangkan Visi Keluarga Imran (QS Ali Imran: 35), yakni menciptakan hamba Allah yang taat.

Ayah…
Mari kita terus perbaiki pola pengasuhan selama ini. Anak kita perlu mendapat validasi dari kita agar ia tidak perlu mencari dari orang lain. Ia membutuhkan 3P:
- Penerimaan.
- Penghargaan, dan
- Pujian.

Ayah..
Mari kita bedakan pola pengasuhan anak laki-laki dan perempuan kita, sebab:
- Otak mereka berbeda.
- Tugas dan tanggung jawab mereka kelak dewasa juga berbeda.
Sehingga, tujuan pengasuhannya pun berbeda. Anak laki-laki kita kelak mengemban tanggungjawab yang lebih besar daripada anak perempuan kita. Selain menjadi hamba yang bertakwa dan berperan di masyarakat, anak laki-laki kita kelak akan menadi pendidik dan pengayom keluarga.

Ayah…
Penting sekali vitamin A bagi anak; bukan hanya meluangkan ‘waktu lebih’, tapi kuantitas dan kualitas berjalan seimbang. Tidak hanya terlibat secara fisik, tapi melakukan authoritative parenting (kasih sayang tinggi – tuntutan tinggi, yakni orangtua memberikan dorongan, dukungan, perhatian dan menawarkan perhatian tanpa kekerasan).

Ayah…
Biasakan tanya perasaan anak kita setiap hari ya, itu berarti kau sedang membangun kekuatan emosi dan kedekatan batin dengan mereka. Ingat PERASAAN ya Yah...!

Biarkan dirimu menjadi tempat curhat anak-anakmu, tempat mereka meluapkan perasaannya. Kalian bisa ngobrol tentang apa saja, tentang hal-hal yang pribadi, tentang hal yang menyenangkan, tentang kesulitan yang dialami, tentang hal yang yang dianggap tabu dan menjadi tantangan anak zaman sekarang.

Ayah…
Berikan pondasi bagi anak-anakmu agar kelak mereka kuat dan mampu berdiri sendiri dengan arif dan disayangi banyak orang.

Ayah..
Peranmu tak tergantikan untuk membantu Ibu membesarkan anak yang sehat dan bahagia, yang nantinya akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat dan kestabilan Negara.

Pesan Rasul tercinta, manusia yang baik adalah mereka yang paling baik kepada KELUARGAnya.

Save our children
Yuuuuk dibagikan kepada para ayah❤️

Rabu, 10 Februari 2016

DOMPET SAYA MENIPIS

DOMPET SAYA MENIPIS...

Isinya hanya 2 kartu debet, 2 SIM A & C, dan 1 KTP, serta beberapa lembar uang sadja..

Tidak ada lagi 4 kartu kredit yang dulu membuat sesak..
Tidak ada lagi kartu member 3 asuransi yang saya dulu ikuti..

Tidak ada kartu-kartu belanja diskonan dari berbagi toko yang menjebak memaksa belanja...

Dompet saya makin tipiss..

Tidak masalah disebut gak gaul karena gak punya banyak kartu kredit..

Gak masalah dibilang gak safety karena gak tercover asuransi..

Toh tiap hari kita diajarkan berdoa dalam sholat kita : " inna sholati, wanusuki, wamahyaya, wamamati, Lillahi Robbil-aalamin..
"Sesungguhnya sholatku, segala macam ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk ALLAH Tuhan semesta alam.."

Dompet makin tipisss..

Mau ada tawaran cicilan gadged 12 bulan 0% pun dah gak nafsu lagi..
Tiba-tiba hilang semua nafsu belanja..

Kalo ada uang dana pas butuh ya beli cash, kalau gak butuh ya gak usah beli.. Gak usah maksa mencicil yang bikin "m-e-c-i-c-i-l"..

Tiba-tiba selama 8 bulan ini tidak ada lagi kertas-kertas tagihan kartu kredit dan premi asuransi..

Tak ada pak pos dan kurir yang mengetuk pintu lagi..

Duluuu..
Tiap dapat setumpuk tagihan kartu kredit, mules tiap melihat angka-angka interest... Interest.. Yang tak berkesudahan! Bunga kok berbunga... Bayar sedikit eh berbunga lagi.. Kejamnya dunia..

Lalu biasanya nyesel..
Ya ampuun! Kemarin nyicil beli ini pakai kartu ini..
Duuh! Nyicil yang itu gesek pakai yang itu..

Ampuun deh! Makan bareng keluarga aja bayarnya pakai kartu utangan..
Sepanjang jalan pulang dari restoran, yang masuk ke perut adalah makanan-makanan utangan dengan akad riba bunga berbunga...
Geseeek teruus!
Hajaarrr teruus!!
Mainkan sekarang..
Urusan belakangan!

Rejeki dari Allah itu PASTI cukup untuk hidup, tapi tak akan pernah cukup untuk gaya hidup...

Ada kawan yang punya 10 kartu kredit, 9 dipotong, tinggal 1 yang enggak..
"Buat jaga-jaga mas, kalo mendesak.."
"Berarti kamu gak percaya sama Allah, kamu masih menjagakan kartu utangan itu untuk kebutuhanmu, kalau tawakal pada Allah itu yang total mas, maka setiap ada kebutuhan ya minta dan bersandar pada Allah...
Soal jalannya, biar Allah yang akan menentukan 'min haitsu la yahtasib'.. Dari jalan yang tidak terduga-duga.."

Dia bengong...

"Bro.. Semut itu keluar lubang rejekinya dijamin sama Allah, cicak nempel di dinding dapat makanan hewan bersayap yang bisa terbang.. Nyamuk!

Kamu yang sehari lima kali sholat jengkang-jengking nyembah Allah Yang Maha Kaya, masak sih gak dijamin oleh-Nya?"

Akhirnya kartu utang terakhirnya itu bernasib sama, dedel duel dipotong-potong dengan gemesssnya..

Perang melawan nafsu itu sungguh luar biasa!

Ketika kita ber-azzam bebas hutang..
Meninggalkan riba, tauhid kita diuji..
Kesabaran kita pun harus nambah berkali-kali..

Namun ratusan testimoni ini jadi saksi, orang-orang yang bertaubat pada Allah, lalu ber-azzam ( bercita-cita mentooook bebas utang ), Allah hadirkan kemudahan...
Kemudahan...
Kemudahan..
Kemudahan..
Kemudahan.. dari jalan yang tidak terduga-duga..

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻣَﻊَ ﺍﻟﺪَّﺍﺋِﻦِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻘْﻀِﻰَ ﺩَﻳْﻨَﻪُ ﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻓِﻴﻤَﺎ ﻳَﻜْﺮَﻩُ ﺍﻟﻠَّﻪُ

“Allah akan bersama (memberi pertolongan pada) orang yang berhutang (yang ingin melunasi hutangnya) sampai dia melunasi hutang tersebut selama hutang tersebut bukanlah sesuatu yang dilarang oleh Allah.” [HR. Ibnu Majah no. 2400]

Sekarang lihat dompet kita..
Masih terasa sesak dengan beban yang nancep sakiiittt di hati?

Atau sudah enteng?
yang bikin tenang saat ibadah pada illahi...

@ibroh dari Kang Saptuari

Semoga Bermanfaat
Baarakallahu fiikum

Selasa, 09 Februari 2016

PRIBADI DA'I

Pribadi Seorang Dai Jadilah kalian orang-orang yang …atsbatuhum mauqiifan .. yang paling kokoh atau tsabat sikapnya arhabuhum shadran .. yang paling lapang dadanya, a’maquhum fikran .. yang paling dalam pemikirannya, ausa’uhum nazharan .. yang paling luas cara pandangnya, ansyatuhum ‘amalan .. yang paling rajin amal-amalnya, aslabuhum tanzhiman .. yang paling solid penataan organisasinya aktsaruhum naf’an .. yang paling banyak manfaatnya

1. Atsbatuhum mauqiifan (tsabat sikapnya)

Tsabat adalah nafas rijalul haq sepanjang zaman. Ia adalah nafas Al Khalil Ibrahim as yang selalu sehat berenergi bahkan ketika menghadapi gunungan kayu yang akan melahapnya, Bilal yang tegar ditindih batu, Sumayyah martir syahidah muslimah, dan sahabat yang lain.
”Orang-orang yang tsabat harus bersabar atas anggapan bahwa perjuangan mereka dibayar, cita-cita mereka disetir, dan tujuan mereka dunia, sehingga semua tak ada yang tabu.Sogok, suap, kolusi, penyalahgunaan kekuasaan, fitnah, pemutarbalikan fitnah mereka halalkan, tak peduli bendera apapun yang mereka kibarkan : demokrasi, kekyaian ataupun HAM.
Maka diperlukan ketsabatan untuk sampai pada saatnya masyarakat memahami kiprah da’i yang sesungguhnya, jauh dari prasangka mereka yang selama ini terbangun oleh kerusakan perilaku da’wah oleh sebagian kalangan.” (Untukmu Kader Dakwah, Rahmat Abdullah)
Tsabat artinya memiliki kekokohan sikap dan keteguhan prinsip, amanah, dan profesional dalam segala hal. Tidak menggadaikan prinsip dengan materi, tidak menukar keyakinan dengan jabatan. Bekerjalah dan berkaryalah dengan keyakinan sikap dan prinsip untuk membuktikan janji, meneguhkan komitmen untuk meraih taqwa.Yakinlah dengan jaminan Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.””
(QS Fushshilat 41:30)

2. Arhabuhum shadran (lapang dadanya)

Sikap paling menonjol dari Nabi saw adalah lapang dada, selalu ridha, optimis, berpikir positif, tidak mempersulit diri dan orang lain, memudahkan, menggembirakan,menebar kebaikan dan senyuman. Teladanilah Rasulullah, untuk mendidik diri agar lebih rahmat, penuh kelembutan dan berlimpah kasih sayang terhadap siapa saja. Itulah keshalihan sosial yang kekuatannya luar biasa.“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka..” (QS Al Imran 3:159)

3. A’maquhum fikran (dalam pemikirannya)

4. Ausa’uhum nazharan (luas cara pandangnya)

Point ke tiga dan ke empat ini digabungkan dalam satu frase: spesialis dan berwawasan global. Dengan spesialisasi, diharapkan fokus pada keahlian atau keterampilan tertentu, sehingga memiliki daya saing yang tinggi. Dan dengan berwawasan global, diharapkan tidak berpikiran sempit dan ‘terkotak-kotak’ pada bidang tertentu, sehingga melupakan kepaduan pemahaman terhadap ilmu dan pengembangan dunia kontemporer. Hal ini dicontohkan oleh pribadi para ilmuwan Islam masa lalu, seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al Biruni, dan lain-lain. Mereka adalah spesialis pada bidang-bidang tertentu, tetapi memiliki wawasan global terhadap perkembangan dunia di masanya. ”Belajarlah menggabungkan antara pengetahuan yang komprehensif, bersifat lintas disiplin dan generalis dengan penguasaan yang tuntas terhadap satu bidang ilmu sebagai spesialisasinya. Dengan begitu, sebagai seorang dai, Anda senantiasa berbicara dengan isi yang luas dan dalam, integral dan tajam, berbobot dan terasa penuh.”
(Menikmati Demokrasi, Anis Matta)

5. Ansyatuhum ‘amalan (rajin amal-amalnya)

“Sesungguhnya amal yang dicintai Allah adakah yang berkelanjutan, meski itu sedikit.”
Adalah bukan perkara mudah untuk istiqomah dalam amal ibadah, tapi mungkin dan bisa, asalkan kita membiasakan. At first we make habbit, at last habbit make you. Keseriusan, ketekunan dan kerja keras itulah yang mengantarkan seseorang pada derajat mulia, seperti ketekunan Bilal bin Rabbah yang menjaga dengan istiqomah kondisi suci dengan wudhu dan sholat 2 rakaat setelahnya yang berbuah surga.

6. Aslabuhum tanzhiman (solid penataan organisasinya)
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS Ash Shaff 61:4)
”Kita hidup dalam sebuah zaman yang oleh ahli-ahlinya dicirikan sebagai masyarakat jaringan, masyarakat organisasi. Semua aktivitas manusia dilakukan di dalam dan melalui organisasi; pemerintahan, politik, militer, bisnis, kegiatan sosial kemanusiaan, rumah tangga, hiburan, dan lain-lain. Itu merupakan kata kunci yang menjelaskan, mengapa masyarakat modern menjadi sangat efektif, efisien, dan produktif. Masyarakat modern bekerja dengan kesadaran bahwa keterbatasan-keterbatasan yang ada pada setiap individu sesungguhnya dapat dihilangkan dengan mengisi keterbatasan mereka itu dengan kekuatan-kekuatan yg ada pada individu-individu yang lain.” (Dari Gerakan ke Negara, Anis Matta)
Bagaimanapun, kata Imam Ali bin Abi Thalib r.a “Kebenaran yang tak terorganisir akan terkalahkan oleh kebatilan yang terorganisir”.
Musuh-musuh kita mengelola dan mengorganisasi pekerjaan-pekerjaan mereka dengan rapi, sementara kita bekerja sendiri-sendiri, tanpa organisasi, dan kalau ada, biasanya tanpa manajemen.
Seorang penumpang bis kalah ’sukses’ dengan ‘jamaah’ penjambret.Copet-copet bisa ’sukses’ karena organisasinya solid, jibakunya luar biasa. Jaringan narkoba ’sukses’ karena ketaatan dan kedisiplinan menjaga ’amanah’ jaringan mereka. Maka bila mereka bisa bersatu dalam dosa dan kejahatan, apatah lagi yang berjuang di jalan Allah, harus lebih rapi dan solid lagi dalam penaatan organisasi.

7. Aktsaruhum naf’an (banyak manfaatnya)
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”(HR. Tirmidzi)
Raihlah bahagia dengan berkiprah, ringan membantu sesama dan senang membahagiakan orang. Jadilah pribadi andal layaknya bibit yang baik. Bibit yang baik, kata Imam Syahid Hasan Al-Banna dalam “Mudzakirat Da’wah wa Ad Da’iyah”,
di manapun ia ditanam akan menumbuhkan pohonyang baik pula. Itulah sebaik-baik manusia, shalih linafsihi hingga naafi’un lighairihi.”Perumpamaan mukmin itu seperti lebah. Ia hinggap di tempat yang baik dan memakan yang baik, tetapi tidak merusak.” (HR. Thabrany)
“Perumpamaan seorang mukmin adalah seperti sebatang pohon kurma. Apapun yang kamu ambil darinya akan memberikan manfaat kepadamu.”
(HR. Ath-Thabrani)

Milikilah Allah dengan selalu dekat dengan-Nya. Milikilah Rasulullah dengan mantaati dan meneladaninya.
Milikilah syafaat Al Qur’an dengan membaca(tilawah), merenungkan(tadabbur), menghafalkan(tahfidz), mengamalkan dan mendakwahkannya.
Miliki dengan memberi.

Wallahu ‘alam bish showab

Sabtu, 06 Februari 2016

Seperti IKAN

JADILAH SEPERTI IKAN

Jadilah seperti ikan, setelah bertelur banyak ia diam seribu bahasa. Jangan seperti ayam, bertelur hanya beberapa butir saja namun suaranya kemana-mana.

Silakan beramal saleh sebanyak mungkin -setelah memperhatikan kualitasnya, yakni ikhlas dan sesuai tuntunan-. Namun hendaknya engkau menjadikannya sebagai rahasia antara dirimu dengan Allah subhanahu wa ta'ala. Janganlah engkau hanya sedikit beramal, tapi beritanya engkau sebarluaskan kemana-mana.

Bantulah hatimu untuk ikhlas dengan menyembunyikan amalan-amalan-mu. Sebagaimana engkau tidak sudi membuka kemaksiatan yang pernah dikerjakan, demikian pula janganlah engkau sebarkan amal kebaikan yang telah dilakukan.

Seorang ulama mengatakan:

اَلْمُخْلِصُ مَنْ يَكْتُمُ حَسَنَاتِهِ كَمَا يَكْتُمُ سَيِّئَاتِهِ

Orang yang ikhlas adalah orang yang menyembunyikan kebaikan-kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan keburukan-keburukannya. (Tazkiyah an-Nufus, Ahmad Farid, 17)

Semoga Allah memberikan taufik dan kemudahan kepada kita untuk benar-benar ikhlas dalam beribadah kepada-Nya semata. Aamiin.

Kamis, 04 Februari 2016

Tips pilih UNIVERSITAS

UNAIR, UB, UI, ITB, ITS, UGM, UNPAD :

Universitas Airlangga (Drs. Adri Supardi, MS. & Dr. Tristiana Erawati M., MSi., Apt):
1. Kedokteran adalah jurusan dengan keketatan tinggi.
2. Ekonomi islam baru dibuka tetapi peminatnya banyak.
3. Sastra indonesia peminatnya dibawah sastra inggris.
4. Terdapat kedokteran internasional tetapi daya tampungnya masih sedikit dan melalui jalur mandiri.
5. Pilihan jurusan di SNMPTN harus linear dengan jurusan di SMA.
6. Jalur tes bisa lintas minat.
7. Hanya mau menerima di pilihan pertama.
8. Bila tidak ada alumni yang masuk di Unair, masih ada kesempatan untuk mendaftar krn alumni hanya salah satu dari beberapa komponen penilaian.
9. Di atas langit masih ada langit, walaupun ranking 1 di sekolah, walaupun ranking 1 di jakarta, tetapi tidak menutup kemungkinan daerah lain ada yang memiliki nilai lebih tinggi.
10. Kedokteran sangat favorit, misalnya dari 100 pendaftar hanya 3 yang diterima. Ilmu gizi dari 100 pendaftar tidak lebih dari 2 yang diterima. Jurusan MIPA adalah jurusan yang paling mudah.

Universitas Brawijaya (Dra. Ernani Kusdiantina, M.M & Endang Susiloningsih S.Sos., M.AB)
1. Jika ada yang tidak mengambil SNMPTN maka akan ada pengurangan kuota.
2. Lintas minat tidak dilarang, namun lebih baik linear dengan jurusan di SMA.
3. Hanya menerima dipilihan pertama.

Universitas Indonesia (Dr. rer. nat. Martarizal):
1. Sebaiknya SNMPTN dan PPKB sama2 UI supaya tidak ada yang dirugikan karena SNMPTN dan PPKB tidak boleh ditolak.
2. Ada pembobotan untuk 6 mata pelajaran UN dan pembobotan tiap semester, semakin naik semakin bagus.
3. Satu PTN tidak perlu ada pilihan kedua. Fokus dipilihan pertama, karena pilihan kedua tidak akan diperhatikan.
4. UI membolehkan lintas minat untuk IPA mengambil jurusan IPS, sementara IPS tidak boleh lintas minat ke IPA.
5. Nilai hampir sama antara anak IPA dan anak IPS, maka anak IPS yg akan diprioritaskan.
6. Untuk jalur tes boleh anak IPS ambil jurusan IPA.
7. Anak bahasa hanya boleh ambil jurusan Ilmu Bahasa di undangan, untuk tertulis boleh apa saja.
8. Sekolah menyiapkan surat keterangan konversi nilai skala 100 sebagai pendamping raport skala 4.
9. Sertifikat tidak diperhitungkan tetapi diperhatikan.
10. Untuk anak IPA akan dilihat rata2 dari matematika wajib dan peminatan.

Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (Bekti Cahyo Hidayanto, S.Si., M.Kom.)
1. Meraih sukses di kampus tradisi juara, ITS.
2. Salah satu PTN Sains, Teknologi, dan Seni terbaik di Indonesia.
3. Suasana Eco Campus, tidak ada kendaraan yang masuk kampus sehingga disediakan sepeda gratis. Suasana surabaya yang panas namun di ITS tidak panas.
4. Tahun pertama tinggal di asrama.
5. Terdapat 5 kampus, 29 jurusan.
6. FMIPA : Fisiska (S1-S3), Kimia (S1-S3), Biologi (S1-S2), Matematika (S1-S2), Statistika (S1-S3).
7. FTI : T.Fisika (D3-S2), T.Mesin (D3-S3), T.Elektro (D3-S3), T.Kimia (D3-S3), T.Industri (S1-S3), Manajemen Bisnis (S1), T.Biomedika (S1), T.Material&Metalurgi (S1-S2), T.Multimedia&Jaringan (S1).
8. FTSP : T.Sipil (D3-S3), Arsitektur (S1-S3), T.Lingkungan (S1-S3), Desain Produk Industri (S1), T.Geomatika (S1-S2), Perencanaan Wilayah Kota (S1), T.Geofisika (S1), Desain Interior (S1).
9. FTK : T.Perkapalan (S1-S3), T.Sistem Perkapalan (S1), T.Kelautan (S1), T. Sistem Perkapalan Double Degree (S1), T.Transportasi Laut (S1).
10. FTIF ( T.Informatika (S1-S3), Sistem Informasi (S1-S2).
11. Masuknya langsung pilih jurusan bukan fakultas.
12. Jalur Masuk : SNMPTN 40%, SBMPTN 30%, PKM/Kemitraan dan Mandiri (Masuk lewat SBMPTN terlebih dahulu karena seleksinya berdasarkan nilai SBMPTN).
13. Semua Jurusan di ITS harus dari IPA. SNMPTN harus anak IPA.
14. SBMPTN menerima jurusan dari IPS tetapi tesnya harus IPC, jurusan yang menerima dari non IPA diantaranya : Desain Produk Industri, Perencanaan Wilayah Kota, Sistem Informasi, Desain Interior, Manajemen Bisnis.
15. Terdapat beasiswa 50 M untuk 6 ribu lebih penerima.
16. Fasilitas Rumah Sakit Gratis untuk Mahasiswa.

Institut Teknologi Bandung (Dr. Ahmad Syarief)
1. Ada dua kampus, yaitu : kampus ganesa dan kampus jatinangor.
2. Terdapat 12 Fakultas/Sekolah dengan 48 prodi.
3. Fakultas adalah bidang atau unit yang terdiri dari lebih dari satu disiplin ilmu. Sekolah hanya terdiri dari satu disiplin ilmu.
4. Program sarjana : Reguler (SNMPTN & SBMPTN) dan NonReguler (PMBLN & International Admission).
5. FSRD wajid membuat portofolia SR.
6. FSRD & SBM untuk anak IPA dan IPS.
7. Program peminatan : Astronomi (FMIPA), Rekayasa Pertanian (SITH R), Rekayasa Kehutanan (SITH R), Teknik Pasca Panen (SITH R), Meteorologi (FITB), Oseonografi (FITB), T. Telekomunikasi (STEI), T.Biomedis (STEI), T.Pertambangan (FTTM), Manajemen Rekayasa Industri (FTI), T. Material (FTMD), Perencanaan Wilayah Kota (SAPPK), Kewirausahaan (SBM).
8. Peminatan tersebut tetap memilih Fakultasnya, saat semester 3 langsung dijuruskan sesuai yang dipilih. Setelah memilih peminatan tersebut di SNMPTN masuk ke link ITB kemudian ada form yang harus ditandatangani dan diunggah.
9. Memilih fakultas/sekolah bukan jurusan. Tahun pertama belajar semua yang ada di fakultas, baru semester 3 akan dijuruskan berdasarkan prestasi.
10. Tingkat keketatan Sangat Tinggi : FTI, FTMD, FTTM, STEI.
11. Tingkat keketatan Lebih Tinggi : FITB, FTSL, SAPPK, SF.
12. Tingkat keketatan Tinggi : FMIPA, FSRD, SBM, SITHR, SITHS.
13. Seleksi Internasional menggunakan prestasi akademik atau dokumen akademik yang diunggah ke laman usm ITB. Tidak dilakukan seleksi ujian tulis maupun praktek. Untuk FSRD penilaian berdasarkan portofolio. Calon mahasiswa harus memiliki salah satu ijasah internasional, seperti SAT, Cambridge A Level, International Baccalaureate, European Baccalaureate, dll. Toefl 500/Ielts 5.5.
14. Jurusan internasional : Sains Teknologi Farmasi, Farmasi Klinik dan komunikasi, T. Kimia, Manajemen, T.Mesin, Aeronitika&Astronotika.
15. Biaya Pendidikan : 0-10 jt, SBM 0-20jt.
16. ITB tidak masalah dengan naik atau turun atau stabil, tetapi konsisten dalam pemberian nilai dan dilihat bagaimana perbandingan antara nilai dan kkm.
17. Sertifikat yang dianggap baik akan menjadi bahan pertimbangan.

Universitas Gajah Mada (Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA)
1. Mewujudkan kampus Educopolis : Green campus, one gate campus.
2. Tahun 2015 peringkat 1 versi Webometrics dan BAN.
3. FEB akreditasi AACSBN, USA.
4. T. Kimia satu satunya yg memperoleh akreditasi internasional dari the Institution of Chemical Engineers.
5. Program Studi D3 ada 23 jurusan, D4 ada 4 jurusan, S1 ada 68 jurusan, Profesi ada
6. Jalur masuk : Diploma (Mandiri), Sarjana (SNMPTN, SBMPTN, Mandiri)
7. UM Mandiri : Jalur Prestasi (PBUB, PBOS, PBUK, PBUTM). Ujian tulis : Reguler & IUP.
8. Dilihat nilai total keseluruhan tidak dilihat per matapelajaran.
9. Sertifikat minimal tingkat provinsi yang sesuai dengan jurusan yang diambil.
10. Program internasional (IUP) pesaing sedikit tetapi ketat dalam persaingannya.
11. Tidak mengutamakan putra daerah.

Universitas Padjadjaran (Drs. Slamet Usman Ismanto, M.Si.)
1. Memilih butuh strategi, kompetensi bukan dibandingkan, bersaing pada kelas yang setara.
2. Jalur masuk : SNMPTN 50%, SBMPTN 50%, Mandiri 0.
3. Terdapat 16 fakultas dengan 18 prodi D3/D4, 45 prodi S1
4. SNMPTN dilihat dari Indeks siswa, indeks sekolah, indeks wilayah
5. Psikologi harus anak IPA.
6. Farmasi menekankan pada farmasi medis bukan industri.
7. Sastra inggris dan sastra jepang masih banyak peminatnya.
8. Teknologi pangan harus memiliki kemampuan kimia yang bagus.
9. Komponen mata pelajaran tetap memberikan pengaruh tergantung dari jurusan yang diambil.
10. Secara teknik anak IPA boleh ke IPS, tetapi dianjurkan linear.
11. Jalur SNMPTN jika tidak diambil memiliki pengaruh yang besar terhadap sekolah karena ini adalah jalur kepercayaan PTN dengan sekolah.
12. Di dunia ini tidak ada hoki, tapi tergantung apakah bisa melihat peluang.
Barangkali berguna buat Anak & saudaranya

Rabu, 03 Februari 2016

Kontak USTADZ

Nomor kontak ulama, asatidzah, dan muballigh di Jkt dan sekitarnya.
Jika ada nama yg terlewatkan dan blm tercantum, silakan ditambah sendiri.
Nama nama di daftar ini tidak termasuk penceramah yang nyeleb.
Mudah mudahan bermanfaat :

1 Prof.DR.KH. Ali Musthafa Yaqub, MA 08129614038
2 Prof.DR.H. Abdul Jamil, MA 08122933472
3 DR.H. Aceng Rahmat, M.Pd 081586181574
4 Drs.KH. Muh Adnan Harahap 08129609997
5 DR.Hj. Ummi Khusnul Khotimah, MA 0818859210
6 Prof.DR.H. Bambang Pranowo, MA 0811872755
7 DR.H. Abdul Mutaali, MA, M.IP 081546501829
8 DR. Adhyaksa Dault,M.Si 0811810847
9 Prof.DR.H. Mahfud. MD 0811283330
10 DR.H.Muh. Yusuf Shiddiq, MA 08128384835
11 DR.KH. Lutfi Fathullah, MA 0818185025
12 KH. Sutrisno Hadi, SH, MA 08129158613
13 KH.DR. Ma'ruf Amin 0811851868
14 DR. Hidayat Nurwahid 081519490049 / [021-5756429 (via Pak Joni)]
15 DR.KH. Maktub Effendi R 021-4302142 / 08151642550
16 Prof.DR.Hj. Tuty Alawiyah, MA 08121027459
17 DR.KH. Zakky Mubarok, MA 021-8304683 / 0811180484
18 DR. H. Adhian Husaini, MA 021-8704948 / 081319452129
19 Drs.KH. Musyfiq Amrullah, M.Si 081383836100
20 Drs.KH. Nuril Huda 081519490049
21 KH. Muhyiddin Junaidi, MA 0818901335
22 Prof.DR.Hj. Istibsyarah, MA 081331860992
23 DR.KH. Umay M. Djafar Shidieq, MA 021-4214365 / 081294446396
24 DR.H. Muchlis M. Hanafi 081514215514
25 Dra.Hj. Romlah Adnan 021-68231347 / 081210363177
26 DR. Rahmat Hidayat, MA 0811815270
27 Abdul Aziz Abdur Rouf,Lc, Al Hafidz 08138386009 / 02187710584
28 Abd.Hasib Hasan,KH,Lc 021-71790289 / 08129902981
29 Prof.DR. Ahmad Satori, MA 021-84998768 / 08161423950
30 Ahmad Yani,Drs 021-5332066 / 08129021953
31 DR. Ahzami Sami'un Jazuli,MA 021-82410873
32 Amang Safrudin, Lc 081385845337
33 DR. Amir Faisol Fath, MA 081511162397 (via istri beliau)
34 DR. Daud Rosyid, MA 021-87799203
35 Fathuddin Ja'far,MA 0816709090
36 Fauzan Royani,MA 08159555448
37 Ferry Nur,S.si 08557800950
38 Habib Nabil Al Musawwa 081311309188
39 Hizbulloh Undu Al Hafidz 0811822672
40 Ibnu Jarir,Lc 021-7755339 / 08128047789
41 DR. Idris Abd Somad, MA 08159303154
42 Drs. Ihsan Tanjung 021-87701494 / 021-87715557
43 Drs. Izzudin Majid 08161309237
44 M.Sofwan Jauhari,MA 0818654479
45 Muhendri Mukhtar,MA 08129042027
46 Muhsinin Fauzi,Lc,MM 081314144433
47 Drs. Mukhlish Abdi 08161690517
48 DR. Mushlih Abd.Karim, MA 081511137599
49 DR. Surahman Hidayat, MA 021-8825944
50 Sukeri Abdillah 08159288882
51 Drs. Syuhada Bahri 08129459755
52 KH. Syukron Makmun, MA 021-5734825 / 0811989852
53 Drs. Thohri Thohir 0811821730
54 Ade Kholifah 0811955004
55 Ali Ahmadi 081384152045
56 Andi Saefuddin 08128237383
57 Syafii Antonio 0816719118
58 Prof. DR. Didin Hafidudin, MA 021-51317340 / 0811119833
59 Hilmi Nazamuddin 08159460446
60 Hj. Irene Handono 021-88855562 / 021-88860647
61 Iskan Qolba Lubis,MA 08128564102
62 KH. Kholil Ridwan,Lc 021-8710969
63 Mutammimul Ula,SH 08129399758
64 Drs. Muzammil Yusuf 08159393783
65 Hj. Neno Warisman 0817877029 (via mbak Rahma [as-pri])
66 Ust. Wijayanto 08122967085
67 Ir.H.Tifatul Sembiring, S.Kom 08128564130
68 KH. Cecep Hidayatullah 081389474854
69 DR. Fahmi Salim, MA 081584306333
70 Ir. Ummu Adzkia Fachrina 085716941179
71 Ust. Insan Mokoginta 08158787627 / 081210103023
72 Ust. Syamsul Arifin Nababan 08129963993 / 021-74632761 / 021-74632305
73 Ust. Sulaiman Zachawerus 08128008964
74 Ust. Arif Fahrudin, MA 081513098782
75 KH. Abdullah Gymnastiar 022-2018613
76 Ust. Arifin Ilham 081389621113 (via Kris) / 087886001417 (via Meldi)