Rabu, 23 September 2015

Batu Empedu

Sakit Batu Empedu Sering Dikira Maag


Sumber: PDPI Malang. 20/09/08.

Penyakit batu empedu merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami masyarakat. Namun, tak sedikit pasien penderita batu empedu awalnya mengira sakit yang dideritanya hanya gangguan pencernaan biasa seperti maag.

Seperti diungkap Dr Rino Alvani Gani, Sp.PD (KGEH), spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit International Bintaro, Tangerang, banyak pasien yang tak sadar dirinya sering mengeluh sakit maag, padahal sebenarnya mengalami sakit batu empedu. "Faktanya, gejala sakit batu empedu memang mirip sekali dengan sakit maag. Tak sedikit penderita kerap bolak-balik ke dokter dan diberi obat maag, tapi tak kunjung membaik," ungkap Rino dalam Pembahasan Penatalaksanaan Batu Empedu di Rumah Sakit International Bintaro, Kamis (18/9)

Hal itu dapat terjadi karena keluhan dirasakan di tempat berdekatan, yakni lambung dan kantong empedu, di mana keduanya terletak di ulu hati. Jika salah satu organ ini mengalami peradangan, rasanya hampir sama. "Orang banyak mengira maag dan kembung. Tetapi setelah beberapa kali pemeriksaan ternyata ada batu di kantung atau saluran empedunya," ungkap Rino.

Untuk membedakannya dengan maag, lanjut dokter yang pernah menjadi peneliti terbaik di Fakultas Kedoteran UI itu, perlu diperhatikan penjalaran dan frekuensi nyeri. "Kalau maag frekuensi sakit biasanya pelan-pelan hingga akhirnya rasa sakitnya begitu hebat. Tetapi bila batu empedu sakitnya tiba-tiba timbul dengan sangat dan kemudian bisa hilang begitu saja," terangnya.

Peradangan pada kantung dan saluran empedu juga  menimbulkan nyeri di bawah tulang iga agak sedikit ke kanan. Rasa nyeri berpotensi menjalar hingga ke pinggang bagian kanan dan bahu kanan. Bila lambung yang meradang, nyerinya terasa lebih sedikit ke atas ulu hati dan ke kiri.

"Rasa sakit biasanya juga terjadi dalam 2 hingga 4 jam setelah menyantap makanan yang berlemak. Timbulnya tiba-tiba sering kali antara jam 9 malam hingga 6 pagi," jelasnya.

Batu empedu, lanjut Rino, biasanya terbentuk di dalam kantung empedu atau di saluran empedu dan saluran hati. Batu ini dapat memicu radang dan infeksi pada kantong empedu dan di saluran lain bila batu keluar dari kantung empedu dan menimbulkan penyumbatan di saluran lain. 

"Batu empedu berukuran kecil lebih berbahaya dibanding batu berukuran besar. Karena yang kecil berpeluang berpindah tempat atau berkelana ke tempat lain dan memicu masalah lainnya," ujarnya.

Rino menambahkan, sakit batu empedu yang dialami penderita Asia dan Barat dipicu oleh penyebab bereda. Riset menunjukkan, penyakit batu empedu di Asia umumnya disebabkan infeksi di saluran pencernaan, sementara di Barat dipicu empat faktor risiko, yakni jenis kelamin wanita, usia di atas 40 tahun, diet tinggi lemak, dan kesuburuan.

Di Asia termasuk Indonesia, faktor pencetus infeksi dapat disebabkan kuman yang berasal dari makanan yang dikonsumsi. Infeksi bisa merambat ke saluran empedu sampai ke kantung empedu. "Di Indonesia, penyebab yang paling utama bukan karena lemak atau kolesterol, tetapi akibat infeksi-infeksi di usus. Infeksi ini menjalar tanpa terasa menyebabkan peradangan pada saluran dan kantung empedu sehingga berakibat cairan yang berada di kantung empedu mengendap  dan menimbulkan batu," paparnya. 

Infeksi yang terutama menyebabkan batu empedu, kata Rino, adalah tifoid atau sakit tifus. "Tifus itu kumannya muara atau teramilan terakhir di akntong empedu dapat menyebabkan peradangan lokal di situ yang tidak dirasakan pasien tidak merasa sakit atau demam," katanya.

Kebiasaan pasien untuk tidak meneruskan obat antiobiotik hingga tuntas juga dapat memicu timbulnya batu empedu. Kuman akan terus berada di kantung empedu karena dalam siklus perjalanannya akan bermuara di kantung empedu. "Oleh sebab itu, antibiotik harus dihabiskan supaya kuman di kantong empedu benar-benar habis,"  ujarnya.
Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai topik ini, silakan ajukan pertanyaan Anda di fitur Tanya Dokter Klikdokter.com di laman website kami

Selasa, 22 September 2015

Sedekah kalung Fatimah binti Rosululloh

#Dampak dr sedekah#

Smg bermanfaat...

Tiba-tiba seorang kakek muncul ketika Rasulullah sedang berkumpul bersama para sahabatnya di dalam masjid selepas mengerjakan shalat jamaah.
"Wahai, Rasulullah. Saya sangat lapar. Tolonglah saya. Dan saya tidak punya pakaian kecuali yang menempel di badan sekarang. Berilah saya."

Sebenarnya Rasulullah sangat iba menyaksikan keadaan orang tua itu. Wajahnya pucat, bibirnya membiru dan tangannya agak gemetar memegangi tongkatnya. Cuma kebetulan beliau sedang tidak punya apa-apa. Sudah habis diberikannya kepada orang lain.

"Maaf, orang tua. Tidak ada yang dapat saya berikan saat ini. Tetapi jangan putus asa. Datanglah kepada anak saya, Fatimah, mungkin ada sesuatu yang bisa diberikannya sebagai sedekah.

Maka pergilah kakek itu kepada Fatimah. Di depan rumahnya kakek itu berseru, "Wahai putri Rasulullah. Aku lapar sekali. Dan tidak punya apa-apa. Aku datang kepada ayahmu, tetapi beliau sedang tidak punya apa-apa. Aku disuruhnya datang kepadamu. Mungkin engkau, punya sedekah untukku?"

Fatimah kebingungan. Ia tidak memiliki barang yang cukup berharga untuk disedekahkan. Padahal, selaku keluarga Rasulullah ia telah terbiasa menjalani hidup amat sederhana, jauh di bawah taraf kehidupan rakyat jelata. 

Yang dianggapnya masih lumayan berharga cuma selembar kulit kambing yang biasa dipakai sebagai alas tidur Hasan dan Husain. Jadi, itulah yang diambil dan diserahkannya kepada si kakek.
Orang tua itu lebih kebingungan daripada yang memberikannya. Ia sedang lapar dan tidak punya apa-apa. Mengapa kepadanya diserahkan selembar kulit kambing? Buat apa?

"Wahai Putri Rasulullah. Apakah kulit kambing itu dapat mengenyangkan perutku dan dapat kupakai untuk menghangatkan badanku?" tanya orang tua itu.

Fatimah tidak bisa menjawab. Ia kembali masuk ke dalam rumahnya, mencari-cari benda lain yang pantas disedekahkan. ia bertanya-tanya, mengapa ayahku mengirimkan orang ini kepadaku, padahal Ayah tahu aku tidak lebih kaya daripada beliau? 

Sesudah termenung sejenak barulah ia teringat akan seuntai barang pemberian Fatimah binti Abdul Muthalib, bibinya. Barang itu amat indah, namun ia merasa kurang pantas memakainya karena ia dikenal sebagai pimpinan umat. Barang itu adalah sebuah kalung emas.

Buru-buru diambilnya benda itu dari dalam kotak simpanannya, lalu diserahkan kepada si kakek. Orang itu terbelalak melihat benda yang kini digenggamnya. Begitu indah. Pasti amat mahal harganya. Dengan suka cita orang itu pergi menemui Rasulullah kembali di masjid.

 Diperlihatkannya kepada beliau kalung emas pemberian Fatimah. Rasulullah hanya berdoa, "Semoga Allah membalas keikhlasannya."
Salah satu sahabat nabi yang kaya raya, Abdurrahman bi Auf, berkata, "Hai, orang tua. Maukah kaujual kalung itu kepadaku?"
Kakek itu menoleh kepada Nabi, "Bolehkah saya jual, Ya Rasul?"
"Silakan, kalung itu milikmu," sahut Nabi.

Orang tua itu lantas berkata kepada sahabat Abdurrahman bin Auf, "Berikan kepadaku beberapa potong roti dan daging untuk mengganjal perutku, dan sekedar biaya kepulanganku ke kampung."

Abdurrahman bi Auf mengeluarkan duapuluh dinar dan seratus dirham, beberapa potong roti dan daging, pakaian serta seekor unta untuk tunggangannya ke kampung.

Dengan gembira kakek itu berkata, "Terima kasih, wahai kekasih Allah. Saya telah mendapatkan lebih daripada yang saya perlukan. Bahkan saya telah merasa menjadi orang kaya.

Nabi menjawab, "Terima kasih kepada Allah dan Rasul-Nya harus diawali dengan berterimakasih kepada orang yang bersangkutan. Balaslah kebaikan Fatimah."

Orang tua itu kemudian mengangkat kedua tangannya ke atas, "Ya Allah, aku tak mampu membalas kebaikan Fatimah dengan yang sepadan. Karena itu aku mohon kepada -Mu, berilah Fatimah balasan dari hadirat -Mu, berupa sesuatu yang tidak terlintas di mata, tidak terbayang di telinga dan tidak terbetik di hati, yakni surga -Mu, Jannatun Na'im."
Rasulullah menyambut doa itu dengan amin seraya tersenyum ceria.

Beberapa hari kemudian, budak Abdurrahman bin Auf, bernama Saham datang menghadap Nabi sambil membawa kalung yang dibeli dari orang tua itu.

Ya Rasulullah," ujar Saham. "Saya datang kemari diperintahkan Tuan Abdurrahman bin Auf untuk menyerahkan kalung ini untukmu, dan diri saya sebagai budak diserahkannya kepadamu."
Rasulullah tertawa. "Ku terima pemberian itu. Nah, sekarang lanjutkanlah perjalananmu ke rumah Fatimah, anakku. Kalung ini tolong serahkan kepadanya. Juga engkau kuberikan untuk Fatimah."

Saham lalu mendatangi Fatimah di rumahnya, dan menceritakan pesan Rasulullah untuknya. Fatimah dengan lega menyimpan kalung itu di tempat semula, lantas berkata kepada Saham, "Engkau sekarang telah menjadi hakku karena itu, engkau kubebaskan. Sejak hari ini engkau kembali menjadi orang merdeka." 

Saham tertawa nyaring sampai Fatimah keheranan, "Mengapa engkau tertawa?"
Bekas budak itu menjawab, "Saya gembira menyaksikan riwayat sedekah dari satu tangan ke tangan berikutnya. 

Kalung ini tetap kembali kepadamu, wahai putri junjungan, namun karena dilandasi keikhlasan, kalung ini telah membuat kaya orang miskin, telah menjamin surga untukmu, dan kini telah membebaskan aku menjadi manusia merdeka."
 
(Ditulis ulang dari 30 Kisah Teladan, oleh Alm. K.H Abdrrahman Arroisy)

Bid'ah

Mari memahami Bid’ah dengan Logika.

بسم الله الرحمن الرحيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Kenapa saya memilih bahasan dengan logika ?

Alasannya adalah karena saya ingin memberikan "Pengetahuan Dasar" kepada kaum muslimin, khususnya bagi yang baru saja belajar mendalami agama Islam terlebih tentang "kaedah Bid ’ah".

Setelah membaca tulisan ini diharapkan ikhwan/akhwat lebih ingin mengetahui lebih dalam beserta Dalilnya tentang "Bid'ah" dan Insya Allah tanpa ragu-ragu melaksanakan ibadah berpegang teguh sesuai dengan tuntunan Al Qur'an dan Al Hadist.

Baiklah, saya tekankan bahwa kata “Bid’ah” itu jika di“Indonesia”kan berarti INOVASI , untuk itu saya akan menyebut INOVASI dalam penjelasan2 di bawah ini (Supaya lebih familiar di telinga OK .. )

1. Apa itu INOVASI ?
INOVASI adalah hal baru, hal-hal yang sudah di beri penambahan dan pengurangan sehingga menjadi baru atau berubah dari kondisi sebelumnya

2. Apa yang mendasari INOVASI ini tercipta ?
Kecenderungan manusia yang selalu mengembangkan akal pikiran,ilmu pengetahuan dan rasa ketidakpuasan terhadap sesuatu yang sudah ada (Selalu merasa kurang)

3. Apa sebab INOVASI ini ada ?
Waktu yang menyebabkan INOVASI ini terus berkembang

4. Apakah INOVASI selalu baik buat manusia?
Tentu Tidak !! ada INOVASI yang baik dan bermanfaat buat sesama manusia ada juga yang INOVASI yang berakibat buruk buat manusia

5. Contoh INOVASI yang baik buat manusia ?
• Kereta kuda menjadi Mobil
• Telegram menjadi SMS
• Surat menjadi E-Mail
• Mesin Ketik menjadi Laptop
• Kurir Pesan menjadi Gelombang Radio/Signal Telephone
• Bedah pisau menjadi bedah laser
• Dan masih buaanyaaaaaak lagi hampir semua teknologi dan fasilitas yang kita pakai saat ini merupakan hasil dari INOVASI dari jaman sebelumnya

6. Contoh INOVASI yang berakibat buruk buat manusia ?
• Robot yang gagal product
• Kawin silang manusia dengan hewan
• Produk yang menyebarkan radiasi
• Mesin yang menimbulkan pencemaran (polusi)
• Peralatan yang mudah meledak tanpa pengamanan khusus
• Pencampuran melamin dalam susu
• Penggunaanbahan kimia dalam jamu
• Penggunaan narkotik untuk konsumsi harian
• Dan masih banyak lagi contohnya

7. INOVASI diatas bisa dalam kehidupan sehari-hari , banyak contoh barangnya, adakah INOVASI dalam agama ?
Ada !

8. INOVASI apa contohnya ?
INOVASI dalam beribadah kepada Tuhannya

9. Ibadah kok ber-INOVASI ? apa boleh ?
Dalam Islam TIDAK BOLEH !
tapi agama lain mungkin DIBIARKAN..

10. Contoh INOVASI yang dibiarkan oleh agama lain ?
Kitab injil yang keluar dengan beberapa versi pembaharuan (INOVASI )

11. INOVASI beribadah dalam islam yang dilarang ?
Semuanya dilarang dong …
• Cara sholat yang tidak sesuai ajaran rasulullah
• Cara puasa yang tidak sesuai ajaran rasulullah
• Cara berdoa yang tidak sesuai ajaran rasulullah
• Cara berdzikir yang tidak sesuai ajaran rasulullah
• Cara berwudhu yang tidak sesuai ajaran rasulullah
• Cara adzan yang tidak sesuai ajaran rasulullah
• Dan semua bentuk ibadah kepada Allah yang tidak sesuai ajaran rasulullah

12. INOVASI untuk ibadah kok dilarang ? kalo lebih baik kenapa tidak ?
Islam sudah sempurna bro !! kenapa ada penambahan dan pengurangan kalo Allah sendiri sudah bilang SEMPURNA !!
“Pada hari ini telah Kusempurnakan bagimu agamamu dan telah Ku-cukupkan nikmat-Ku atasmu, dan telah Ku-ridhai Islam ini menjadi agamamu” (QS Al Maaidah:3).

13. Nah itu .. Mobil,Laptop dan fasilitas INOVASI lain kok boleh di lakukan ?
Itu bukan INOVASI beribadah bro .. tapi INOVASI pada kebutuhan dunia

14. Bukankah mobil untuk ke masjid, pesawat terbang untuk pergi Haji adalah bentuk ibadah ?
Berarti mobil, pesawat dan lainnya juga bisa saja termasuk INOVASI dalam hal ibadah dong ?
Itukan tujuan selanjutnya , bukan tujuan utamanya ..

15. Maksud bukan tujuan utamanya ?
• Mobil,pesawat,kereta api,kapal pesiar dibuat sebagai bentuk INOVASI dengan tujuan asal adalah INOVASI dalam bentuk transportasi baik darat,laut atau udara
• Begitu Juga dengan speaker,gelombang radio,telephone dibuat sebagai bentuk INOVASI dengan tujuan asal INOVASI untuk komunikasi baik yang berupa pengeras suara maupun komunikasi jarak jauh
• Contoh lain dakwah melalui Internet, tujuan utama dari INTERNET adalah bentuk INOVASI dalam hal teknologi informatika dan elektronika

16. Berarti untuk membedakan apakah INOVASI itu bentuk ibadah atau bukan musti dilihat tujuannya dulu ya ?
Yup .. benar

17. Nah kalo Al-Quran yang disusun menjadi kitab, itu INOVASI dalam bentuk apa ?
Menyusun Al-Quran bukan INOVASI bro .. tapi udah dari jaman rasululah

18. Ah masak sih ? buktinya ?
Iya .. pengumpulan dan penyusunannya melalu hafalan (disimpan di ingatan dan hati) para sahabat, di tulis diatas daun, kulit , tulang dan sejenisnya

19. Tapi kok sekarang Al-Quran jadi buku (kitab) yang sangat menarik dan mudah dibaca ?
bukankah ini juga termasuk INOVASI yang baik ? karena memudahkan buat kita di jaman ini ..dan membaca Al-Quran ini adalah ibadah apakah ini juga dilarang karena termasuk INOVASI dalam ibadah ?
INOVASI nya kan dari media cetaknya bro .. dari daun menjadi kertas, dari di ikat (disatukan) menjadi di jilid, so.. ini INOVASI di media cetak, dan sekarang juga ada INOVASI dari media cetak menjadi media digital dengan tujuan untuk memudahkan apa yang akan di lihat,dibaca pada media cetak atau media digital itu

20. INOVASI penyusunan Al-Quran itu ada di medianya ya ..
bukan INOVASI di cara membacanya Al-Qurannya ?
Betul sekali , kalo ada orang yang membaca Al-Quran dengan selalu menambahkan ayat atau menambahkan bacaan lain itu baru namanya INOVASI dalam beribadah

21. Emang ada INOVASI dalam membaca Al-Quran ?
Ada .. Contohnya :
• Aliran (sekte) yang sholat membaca ayat Al-Quran kemudian di tambah dengan terjemahannya dalam sholatnya
• Setelah selesai membaca Ayat selalu di akhiri dengan bacaan sodaqollahul adziim

22. Berarti kesimpulannya INOVASI itu ada 2 pengelompokkan pokok ya ?
Betul .. yaitu :
• INOVASI dalam segi bahasa yang berarti penemuan baru, hal baru , perkara baru yang tidak menjadi dasar pokok untuk beribadah kepada Allah
• INOVASI dalam beribadah kepada Allah

23. Terus kalo INOVASI dalam segi bahasa terbgai juga kan ?
Ya .. yaitu :
1) INOVASI yang baik, terpuji, dan bermanfaat
2) INOVASI yang buruk,tercela dan merugikan
3) Mungkin ada juga INOVASI yang di tengah2 , tidak baik dan juga tidak buruk

24. Kalo INOVASI dalam beribadah ada pembagiannya juga gak ?
Gak Ada !! karena INOVASI dalam beribadah semuanya dilarang ! dosa ! ancamannya neraka bro ..

25. Kalo masih ada yang bingung ? ragu ? dan berselisih ? gimana dong ?
Gampang .. kalo ada dalil dari Al-Quran dan AsSunnah berarti jalanin, kalo gak ada berarti termasuk INOVASI dalam beribadah yang musti kita tinggalkan

26. Kalo ada yang berdalil, Ulama ini bilang baik, Imam ini bilang boleh, Wali ini bilang sunnah gimana dong ?
Gampang .. Kalo rasulullah dan 3 generasi sahabat tidak pernah mengajarkan dan mengamalkan berarti tinggalkan !!

27. Kalo ada yang berdalih.. tapi Sahabat bilang boleh, sahabat bilang baik gimana dong ? dia kan juga 3 generasi sahabat.. umat terbaik ?
Kalo dibenarkan rasulullah berarti dilakukan dong .. 
tapi kalo bertentangan dengan rasulullah tinggalkan .. 
tinggian mana keislaman dan keimanan antara rasulullah dengan sahabat .. hayo ??!!

28. Walaupun banyak yang melakukan, bahkan sebagian besar melakukan amalan itu karena dianggap baik menurut Imam,Ulama dan Wali ? masak kita gak boleh ikut ikutan yang baik to ?
Baik menurut siapa bro ??!!
Apakah mungkin rasulullah menyembunyikan amalan baik yang bisa mendatangkan ridho Alloh ? Kalo itu baik menurut Rasulullah, pasti sudah diajarkan dan diamalkan oleh para sahabat dan 3 generasi terbaik dong ..

29. Trus apa bedanya amalan baik yang belum di contohkan rasulullah dan para sahabat dengan INOVASI dalam beribadah ?
Gak Ada Bedanya !! amal baik kan merupakan ibadah .. kalo dulu (3 generasi terbaik) belum ada terus sekarang jadi ada berarti kan INOVASI amalan .. alias INOVASI dalam beribadah

30. Kenapa banyak orang selalu di ributkan dengan INOVASI beribadah ini ya ? bahkan sampe ada yang jotos jotosan .. ?
Ya soalnya orang yang ber-INOVASI dalam ibadah menganggap dirinya bertambah lebih baik .. padahal yang bener2 baik adalah yang sudah mengambil KESEMPURNAAN dalam islam .. bukan malah MENYEMPURNAKAN ..!! emang kita tu siapa2 ?? berani beraninya MENYEMPURNAKAN (menambah nambahi) amalan lain di dalam Agama yang telah sempurna ..

31. Trus kalo kita timbul perselisihan gimana ? kita menganggap itu INOVASI , sebagian yang lain menganggap Amalan yang baik .. gimana ??
Bersabar, berikan penjelasan pelan pelan, kembalikan kepada Al-Quran dan As Sunnah dan bertawakal pada Allah

32. Kalo mereka memaksa kita untuk mengikuti INOVASI ibadah mereka gimana ?
Ya silahkan aja ikut .. kalo kamu gak takut pada neraka dan adzab Allah..

33. Trus mungkin gak mereka yang suka ber INOVASI dalam agama itu bisa sadar akan hal ini ?
Hanya Allah yang mengetahui kebenarannya, karena sesungguhnya INOVASI dalam ibadah ini lebih disukai syetan daripada perbuatan maksiat

34. Lha kok bisa setan lebih suka INOVASI dalam ibadah dari maksiat ?
Orang bermaksiat tahu kalo maksiat itu jelek jadi kemungkinan untuk menjauh dari kejelekan dan bertobat banyak .. tapi orang ber-INOVASI dalam ibadah ini menganggap inilah yang LEBIH BAIK .. jadi bagaimana mungkin orang yang SUDAH beranggapan yang dilakukannya itu baik tapi suruh bertobat dari kebaikannya (yang dia anggap baik) itu

35. Berarti bahaya banget ya INOVASI dalam ibadah ini ?
Betul bro .. inilah justru yang menyebabkan Perselisihan , perpecahan sesama muslim

36. Sebab perselisihan muslim ? Apa maksudnya ?
Iya .. coba kalo semua dikembalikan pada Al-Quran dan As Sunnah, pasti ketemunya satu titik yaitu Islam yang benar !! tapi karena ada dan banyak yang ber-INOVASI dalam beribadah akhirnya umat Islam jadi terpecah belah, ada yang ikut INOVASI nya ulama A, ada yang ikut INOVASI nya ulama B dan seterusnya ..

37. Kalo semua kembali pada Al-Quran dan As Sunnah tapi masih saja ada INOVASI dalam ibadah gimana dong ?
Berarti cara di memahami islam tidak sama dengan pemahaman pendahulu kita yang sholeh

38. Pendahulu kita yang sholeh itu siapa ?
Dia adalah Salafush Sholeh yaitu 3 generasi terbaik setelah jaman rasulullah

39. Berarti selain dikembalikan pada Quran-sunnah cara memahaminya gak boleh sembarangan ya ?
Iya dong .. Agamanya Islam, landasan utamanya Quran-Sunnah , jalan-cara memahami dan mempelajarinya musti sesuai dengan orang2 yang paling sholeh menurut rasulullah yaitu 3 generasi sahabat

40. Itukan generasi jaman dahulu ? kalo sekarang siapa ?
Mereka adalah Ahlus Sunnah Wal Jama ’ah

41. OK deh .. trus kesimpulannya berarti ?
• Perbanyak belajar ilmu Syar’i
• Pahami Islam dengan pemahaman Salafush Sholeh
• Ikuti petunjuk Al-Quran dan As Sunnah
• Jauhi INOVASI dalam beribadah
• Kalo terjadi hal yang membingungkan tinggalin dulu sampe tahu benar apakah sudah sesuai dengan ajaran Rasulullah ato malah gak ada ajaran dan tuntunannya sama sekali, kalo ada tuntunan dari Rasulullah jalanin, 
kalo gak tinggalin !

Shahih Bukhary no. 2697, Shahih Muslim no. 1718, dijelaskan:
Dari 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha berkata Rasulullah Shalallahu`alaihi wassalam:
"Barang siapa yang mengamalkan satu amalan yang dibuat-buat dalam ajaran kami (agama) padahal amalan itu bukan berasal dari agama ini, maka amalan tersebut tertolak." (HR. Muttafaq 'Alaih).

Hadits Jabir bin Abdullah, bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam pernah berkata dalam khuthbahnya:
“Sesungguh sebaik-baik perkataan ialah kitab Allah dan sebagus-bagus tuntunan ialah tuntunan Muhammad dan urusan yg paling jelek ialah sesuatu yg diada-adakan (dalam agama) itu ialah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setap kesesatan itu (tempatnya) di neraka.” [Dikeluarkan dgn lafadz ini oleh An- Nasa’i dalam As-Sunan 3/188 dan asal hadits dalam Shahih Muslim 3/153.]

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Sebaik-baik manusia adalah (yang hidup) di zamanku, kemudian orang-orang setelahnya, kemudian orang-orang setelahnya". HR. Bukhari, no. 2652, Muslim, no. 6635.

Rosulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
”Hendaklah kalian menjauhi perkara-perkara yang diada-adakan, maka sesungguhnya tiap-tiap yang diada-adakan itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Rosulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia siapkan tempat duduknya dari api neraka” [Riwayat Bukhari-Muslim].

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Berpeganglah dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang terbimbing, gigitlah dengan gerahammu dan hati-hatilah kamu terhadap perkara yang baru karena sesungguhnya setiap bid’ah itu adalah sesat.” 
(HR. Ahmad 4/126, At Tirmidzy 2676, Al Hakim 1/96, Al Baghawy 1/205 nomor 102)

dari hadits Anas Radhiyallahu 'anhu ia berkata : Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam bersabda : “Artinya : Benar-benar suatu kaum dari umatku akan ditolak dari telaga sebagaimana unta asing ditolak (dari kerumunan unta)”, maka aku berkata : “Ya Allah itu adalah umatku”, maka dikatakan : “Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka ada-adakan sepeninggalmu”. [Hadits riwayat Bukhari dan Muslim]

"Dari Abu Hurairah radiallahu 'anhu dari Nabi salallahu 'alaihi wa-sallam bersabda: Setiap umatku akan masuk surga kecuali orang yang enggan. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah! Siapakah orang yang enggan itu? Rasulullah menjawab: Siapa yang taat kepadaku maka dia masuk surga dan siapa yang durhaka kepadaku maka sesungguhnya dia telah enggan". (HR. Bukhari dan Ahmad).

Hatta Syamsuddin /hattasyamsuddin Follow Antara Idul Adha, Qurban dan Poligami


Antara Idul Adha, Qurban dan Poligami

Published : 21.09.15 20:14:13
Hits80
Setiap kali jelang Idul Adha, selalu ada perasaan menggelitik dalam hati,  kenapa kita menyambutnya dengan relatif biasa-biasa saja. Hari ini  kurang lebih tiga hari sebelum Idul Adha, nyaris tak ada kesibukan persiapan untuk memeriahkannya. Terbayang saat yang sama jelang Idul Fitri, nyaris semua persiapan menyambut lebaran sudah 90% disiagakan. Dari mulai tiket mudik, baju baru, kue kering hingga uang angpau sudah tersiapkan. Sungguh jauh berbeda saat kita menyambut Idul Adha seperti hari-hari ini.

Jelas tak terbantahkan adanya perbedaan  yang terbentang pada cara kita menyambut dua hari raya. Saya ingin coba melihatnya dari sisi syariat dan budaya. Pada tataran syariat, sesungguhnya tidak ada satu dalilpun yang menyebutkan keistimewaan lebih salah satu dari dua hari raya tersebut. Keduanya adalah setara, dan sama-sama anugerah yang diberikan Allah kepada kaum muslimin untuk menyambutnya dengan penuh suka cita.  Bahkan Rasulullah SAW menyebutkan hari Tasyriq saja sebagai: “ itu adalah hari (untuk) makan-makan, minum dan mengingat Allah “(HR Muslim)

Namun dari sisi budaya dan tradisi menyambut dua hari raya ternyata berbeda. Hampir sebagian wilayah Indonesia menyambut Idul Fitri dengan penuh gegap gempita, berbeda dengan Idul Adha. Di belahan bumi yang lain, di Mesir misalnya, Idul Adha diperingati jauh lebih meriah, bahkan disebut dengan ied kabir (hari raya besar), sedang Idul Fitri disebut dengan Ied Shogir (hari raya kecil).  Tidak perlu jauh-jauh ke Mesir sebenarnya, masyarakat Madura ternyata juga ‘sukses’ membuat Idul Adha semeriah idul Fitri, atau bahkan lebih meriah. Mereka memiliki budaya ‘toron’ atau pulang kampung berkumpul bersama keluarga. Jadi, budayalah yang membedakan cara kita menyambut dua hari raya itu.

Mengubah budaya yang sudah mengakar dan turun menurun kita jalani tentu hal yang susah. Tapi berupaya mendekatkan diri kepada syariat tentu harus terus diupayakan. Mari kita mulai dari diri pribadi untuk lebih ‘adil’ dalam memperlakukan dua hari raya, bahwa keduanya secara syariat adalah setara dan sama-sama harus diagungkan dan dimeriahkan syiarnya. Tidak sepatutnya kita mempertahankan budaya ‘pilih kasih’ dalam menyambut dua hari raya.

Berbicara soal adil dan pilih kasih, saya bisa ibaratkan dengan syariat poligami atau seorang suami yang memiliki lebih dari satu istri. Dalam poligami, seorang suami harus berlaku adil pada semua istrinya. Adil dalam hal apakah yang dituntut dari sang suami ? Kalau bicara adil dari sisi perasaan, adalah hal yang abstrak dan manusia tidak bisa membohongi apa yang ada dalam hatinya. Bahkan Rasulullah SAW tidak bisa menghindarkan kesan bahwa Aisyah adalah yang paling beliau cintai di hatinya dibandingkan istri yang lain. Karena itu yang dituntut adil dalam syariat poligami adalah hal yang dhohir (jelas terlihat) seperti pemberian nafkah dan pergiliran hari kunjungan.

Maka begitu pula dalam menyambut kedua hari raya, untuk memaksakan diri agar saat menyambut Idul Adha bisa sesemangat dan sebahagia saat Idul Fitri adalah hal yang sulit. Mengingat sebelum Idul Fitri suasana dan hati kita telah dikondisikan sebulan penuh melalui puasa dan aneka ibadah bulan Ramadhan, jelas tentu akan berbeda. Namun setidaknya –sebagaimana poligami- marilah kita berusaha untuk adil dalam menyambut dua hari raya, dari sisi yang dhohir yaitu dalam hal ini pengeluaran keuangan.

Tentu kita masih ingat berapa pengeluaran kita saat menyambut Idul Fitri ? Sebut saja dari mulai tiket mudik, baju baru, kue-kue lebaran, belum lagi angpau yang kita bagikan pada saudara dan tetangga. Nah semua pengeluaran Idul Fitri sebenarnya bersifat ‘budaya’ saja, artinya tidak terkait langsung dengan syariat Idul Fitri, tapi meskipun demikian kita rela mengeluarkan kocek begitu dalam untuk melanjutkan aneka tradisi Idul Fitri tersebut. Pengeluaran Idul Fitri standar sebuah keluarga kecil saat ini, saya yakin melebih harga satu ekor kambing yang standar, di kisaran 2-3 juta.  Di sinilah kita layak merenung, bagaimana dengan pengeluaran kita saat Idul Adha ? Apakah bisa disebut “adil” jika untuk menghidupkan aneka ragam tradisi lebaran Idul Fitri kita rela dan siap mengeluarkan banyak dana, sementara untuk menghidupkan “syariat” Idul Adha dengan berqurban terkadang ada yang masih ragu dan malu-malu, atau bahkan merasa tak harus berqurban meski terbukti mampu ?

Maka bagi yang sampai saat ini masih ragu berqurban, sementara saat Idul Fitri begitu semangat menghabiskan dana yang dipunya untuk aneka ragam keperluan lebaran, rasanya perlu banyak merenung seputar : apakah kita sudah adil dalam menyambut kedua hari raya sesuai tuntunan syariat, yang keduanya setara dan sama-sama harus diagungkan. Anas bin Malik pernah mengatakan “ kami diperintahkan oleh Rasulullah SAW pada dua hari raya untuk memakai pakaian terbaik yang bisa kami dapatkan, dan memakai wangi-wangian terbaik yang bisa kami dapatkan, dan menyembelih hewan qurban paling mahal yang bisa kami usahakan”(HR Abu Daud)

Akhirnya, jika saat ini kita masih belum sesemangat saat menyambut Idul Fitri mungkin masih bisa dipahami dan meski tetap harus diperbaiki. Akan tapi jika secara keuangan ternyata kita terlalu pilih kasih membedakan keduanya, rasanya kita masih jauh untuk mencapai ‘Adil” tersebut, dan pemahaman kita seputar “syariat” dan “tradisi” harus terus dibenahi.  Wallahu a’lam bisshowab. Selamat menyambut Idul Adha.Taqobbalallahu minna wa minkum.