Rabu, 21 Oktober 2015

Muharom

[ Muharram ; Bulan Allah Yang Agung Dan Dimuliakan ]

*Bekal 'Ilmu Fiqih Bagi Seorang Muslim Di Bulan Muharram. 

Bulan Muharram adalah salah satu bulan diantara bulan bulan yang Allah ta'ala muliakan. Allah haramkan bagi seorang muslim untuk melakukan kejahatan dan kedholiman di bulan ini sebagai bentuk kemuliaan, walaupun memang perintah ini tak hanya terbatas pada empat bulan yang Allah haramkan, namun juga di seluruh bulan yang bilangannya berjumlah dua belas. 

Al imam al Qurthuby rahimahullah dalam kitab tafsirnya berkata ;

خص الله تعالى الأشهر الحرم با الذكر ونهي عن الظلم فيها تشريفاً لها، وإن كان منهيا في كل الزمان. ولا تظلموا في الأربعة أشهر الحرم أنفسكم

"Allah ta'ala mengkhususkan dalam penyebutan bulan2 haram, dan melarang perbuatan kedholiman (di dalamnya) sebagai bentuk tasyrif / memuliakannya. Meskipun perbuatan (kedholiman) tersebut memang (asalnya) dilarang pada setiap zaman (tidak terbatas waktu). Janganlah berbuat dholim di empat bulan haram ini pada diri kalian"

(al Jaami' li ahkami al Qur'an. Jilid 8 hal 135)

Setelah kita ketahui bersama bahwa Allah ta'al mengharamkan secara khusus bagi hambanya untuk berbuat dholim di empat bulan ini ( Dzul qo'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rojab) sebagai bentuk pemuliaan, maka Allah juga perintahkan hamba-Nya untuk memuliakan bulan ini dengan memperbanyak amal sholih sebagai bentuk ketaatan. Dan diantara ketaatan yang diperintahkan dalam bulan ini adalah memperbanyak berpuasa.

In sya Allah pada tulisan kali ini penyusun akan lebih menitikberatkan pada hal yang berkenaan dengan bulan Allah yaitu bulan Muharram. 

Dahulu kala sebelum diwajibkannya ummat Islam untuk berpuasa di bulan ramadhan, puasa 'Asyuro' ini telah masyhur dikerjakan oleh orang orang Quraisy jahiliyah dan kaum muslimin. Setelah datangnya perintah wajib untuk berpuasa ramadhan, maka kedudukan hukum puasa 'Asyuro' dari yang wajib menjadi sunnah.

Dijelaksan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari jalur sahabat 'Aisyah Radhiyallahu 'anha, ia berkata ;

كان يوم عاشوراء تصومه قريش في الجاهلية، وكان رسول الله يصومه في الجاهلية، فلما قدم المدينة صامه، وأمر بصيامه، فلما فرض رمضان ترك يوم عاشوراء، فمن شاء صامه ومن شاء تركه

"Dahulu kala pada zaman jahiliyah (Sebelum datang Islam), kaum quraisy sudah melakukan puasa 'Asyuro', begitupula Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam (pada zaman itu). Maka tatkala sampai di kota madinah, beliau mengerjakan puasa ini, dan memerintahkan (ummat Islam) untuk mengerjakannya. Akan tetapi setelah diwajibkannya puasa ramadhan, maka beliau meninggalkan puasa 'Asyuro'. Barangsiapa yang mampu untuk berpuasa maka berpuasalah, dan bagi yang tidak mampu maka (tidak mengapa) untuk meninggalkannya"

(HR. Bukhori no ; 2002 & HR. Muslim no ; 1125)

Maka dalam hadits ini dapat kita ketahui bersama, bahwa sungguh jauh masa dahulu kala di zaman jahiliyah (sebelum datang Islam) kaum quraisy sudah mengerjakan puasa ini. Begitupula Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masih terus mengamalkannya sampai sebelum hijrah ke kota madinah. Ini menunjukkan tentang betapa agung dan mulianya hari ini bagi penduduk arab jahiliyyah.

Bahkan disebutkan dalam shahih bukhori tentang pengagungan mereka terhadap hari ini. 'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata;

كانوا يصومون عاشوراء قبل أن يفرض رمضان، وكان يوما تستر فيه الكعبة

"Mereka senantiasa berpuasa 'Asyuro' sebelum diwajibkannya puasa ramadhan, dan pada hari itu adalah hari dimana ka'bah diberi satar (penutup dari kain)"

(HR. Bukhori, no ; 1952)

Sebelum menjelaskan keutamaan dan fadhilah puasa 'Asyuro', penyusun akan menjelaskan terlebih dahulu tentang keutamaan puasa di bulan Muharram secara mutlak, tanpa pengecualian pada tanggal tertentu. 

KEUTAMAAN BERPUASA DI BULAN MUHARROM

Apa fadhilah atau keutamaan berpuasa di bulan Muharrom ? 

Dalam hadits yang shohih dari jalur sahabat Abi huroiroh radhiyallahu 'anhu beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ;

أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم، وأفضل الصلاة بعد الفريضة صلاة الليل

"Puasa yang paling utama setelah puasa ramadhan adalah puasa di hari Allah bulan al muharram, dan sholat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah sholat malam"

(HR. Muslim, kitab puasa, bab keutamaan berpuasa di bulan muharam. No ; 747)

al Hafidz Ibnu Rojab al Hambaly rahimahullah berkata ;

وقد سمى النبي صلى الله عليه وسلم المحرم شهر الله، وإضافته إلى الله تعالى تدل على شرفه وفضله

"Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menamai bulan al Muharrom ini sebagai Syahrullah (bulan Allah) serta menyandingkan (kalimat) bulan ini kepada Allah ta'ala, yang  menunjukkan betapa mulia dan utamanya (bulan muharram ini)"

Kemudian beliau juga berkata ;

فإن الله تعالى لا يضيف إليه إلا خواص مخلوقاته، كما نسب محمداً وإبراهيم وإسحاق ويعقوب وغيرهم من الأنبياء

"Dan tidaklah Allah menambahkan (menyandingkan) sesuatu,  kecuali hanya kepada makhluk makhuknya yang terkhusus (pilihan). Sebagaimana disandingkannya muhammad, ibrohim, ya'qub, dan selainnya"

(Lathoif al Ma'aarif. Hal 90-91)

Dalam hadits shohih yang lain, diriwayatkan dari jalur sahabat 'Abdullah ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, tatlaka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sampai di kota Madinah beliau mendapati orang orang yahudi sedang berpuasa, yaitu ketika hari 'Asyuro'. Maka Rasulullah bertanya kepada mereka ;

ما هذا اليوم الذي تصومونه ؟ 

Apakah gerangan hari ini yang kalian berpuasa ? 

Maka mereka (Orang orang yahudi) mengatakan ;

هذا يوم عظيم. أنجى الله فيه موسى وقومه، وغرق فرعون وقومه، فصامه موسى شكراً، فنحن نصومه

"Hari ini adalah hari yang agung. Allah menyelamatkan Musa (Nabi Musa 'alaihissalam) dan kaumnya, serta menenggelamkan Fir'aun bersama pengikutnya. Maka Musa berpuasa sebagai bentuk syukurnya, dan kami mengamalkan puasa tersebut"

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali bersabda ;

فنحن أحق وأولى بموسى منكم

"Kami lebih berhak dan lebih utama untuk (mengikuti) musa dibanding kalian"

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa dan memerintahkan (ummatnya) untuk berpuasa. 

(HR. Bukhori no ; 2004 & HR. Muslim no ; 1130) 

KEUTAMAAN / BALASAN BAGI YANG BERPUASA 'ASYURO' (10 MUHARROM)

Dalam hadits yang shohih, dari jalur sahabat Abi Qotadah al Anshary radhiyallahu 'anhu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang puasa 'Asyuro', beliau menjawab dan bersabda :

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ؟ فَقَالَ: «يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ»

“Ia menghapuskan dosa-dosa satu tahun yang lalu”

(HR. Muslim. Bab puasa 'Asyuro' no ; 2804)

Maukah kita mendapatkan fadhilah dan keutamaan ini? Yuk kita amalkan puasa 'Asyuro'. Ya walaupu hukumnya adalah sunnah, namun jangan sampai kita meninggalkannya. Rugi... 

DOSA APA SAJA YANG AKAN DIHAPUS ?

Dalam hadits yang shohih dari jalur sahabat 'Utsman bin 'Affan radhiyallahu 'anhu beliau berkata bahwa aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ;

مامن امرئ مسلم تحضره صلاة مكتوبة فيحسن وضوءها وخشوعها وركوعها إلا كانت له كفارة لما قبلها من الذنوب ما لم تؤت كبيرة وذالك الدهر كله

"Tidaklah seorang muslim menghadiri sholat maktubah (Sholat fardhu yang 5), kemudian ia membaguskan wudhu', khusyu' dan ruku'nya, kecuali (amalan tersebut) akan menjadi kafarat (pengugur dosa) terhadap dosa yang dilakukan sebelumnya, selama tidak melakukan dosa yang besar. Yaitu (menghapus dosa) satu tahun keseluruhannya"

(HR. Muslim, bab keutamaan wudhu dan sholat. no ; 565)

Dan dalam hadits shohih yang lain, dari jalur sahabat Abi Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

الصلوات الخمس والجمعة إلى الجمعة كفارة لما بينهما ما لم تغش الكبائر

"Sholat sholat yang lima, dan antara jum'at (yang satu) dengan jum'at (yang lainnya) adalah sebagai kafarat (Pengugur dosa), selama tidak melakukan dosa yang besar"

(HR. Muslim, no ; 572)

Al imam an Nawawy asy Syafi'i rahimahullah ta'ala di dalam kitab Majmu'nya beliau mengomentari dua hadits di atas. Beliau berkata ;

وهو الأصح المختار أنه يكفر كل الذنوب الصغائر وتقديره ذنوبه كلها إلا الكبائر

"Inilah pendapat yang shohih dan terpilih. Yaitu mengugurkan segala dosa dosa kecil, artinya (Allah) akan mengampuni segala dosa dosanya, kecuali dosa besar"

Al Qaadhy 'Iyadh rahimahullah berkata ;

هذا المذكور في الأحاديث من غفران الصغائر دون الكبائر وهو مذهب أهل السنة، وأن الكبائر إنما تكفرها التوبة أو رحمة الله تعالى

"Yang disebutkan dalam hadits ini adalah tentang diampuninya dosa dosa kecil, tanpa dosa dosa besar. Inilah pendapat madzhab ahlus sunnah. Adapun dosa dosa yang besar diampuninya adalah dengan bertaubat, atau dengan rahmat Allah ta'ala"

(al Majmu' syarh al Muhadzab. Jilid 6 hal 431)

APAKAH CUKUP BERPUASA 'ASYURO' SAJA DI BULAN INI ? 

Lebih utama lagi kita dapat mengerjakan puasa sehari sebelumnya, yaitu pada tanggal 9 muharrom. Agar kita tidak menyamai orang-orang yahudi dan narsani yang menghususkan hari ini dengan berpuasa. Puasa pada tanggal 9 muharram ini dikenal dengan puasa "Tasu'a". 

Disebutkan dalam shohih muslim, sahabat 'Abdillah ibni 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata ; Tatkala Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berpuasa di hari 'Asyuro' mereka (para sahabat) bertanya ; wahai Rasulullah, sungguh hari itu adalah hari yang diagungkan oleh yahudi dan nasrani. 

Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

“Jika datang tahun depan, in sya Allah kita akan berpuasa pada hari yang ke sembilan ( 9 Muharram)”

Sahabat 'Abdullah ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: 

“Namun belum sampai menjumpai bulan Muharam di tahun depan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah wafat"

(HR. Muslim, no ; 2722)

Masih dalam shahih muslim, sahabat Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ;

لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع

"Seandainya aku masih hidup ditahun depan, sungguh aku akan berpuasa di hari yang ke sembilan (9 Muharram)"

Maka dengan hadits ini,  dapat kita tarik kesimpulan bahwa puasa pada tanggal 9 muharram juga disunnahkan untuk dikerjakan, selain mengerjakan pula puasa 'asyuro'.  Karena Rasulullah juga berpuasa 'Asyuro dan berniat untuk mengerjakan di tahun berikutnya puasa tasua' (9 Muharrom).

URUTAN PUASA 'ASYURO'

Imam ibnu al Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Zaadul ma'ad beliau mengatakan ;

أكملها أن يصام قبله يوم وبعده يوم، ويلي ذالك أن يصام التاسع والعاشر، وعليه أكثر الأحاديث، ويلي ذالك إفراد العاشر وحده بصوم

"Yang paling sempurna adalah hendaknya berpuasa sehari sebelum dan sesudahnya. Kemudian (urutan) selanjutnya berpuasa di hari yang ke sembilan dan ke sepuluh (9 & 10 Muharram) dalam hal ini banyak hadits yang menjelaskannya. Barulah kemudian (urutan) selanjutnya berpuasa pada hari yang ke sepuluh saja (10 Muharrom)"

(Zaadul ma'aad fi hadyi khoiril 'ibad. Jilid 2 hal 76)

1. Berpuasa di tanggal 9, 10 dan 11 Muharrrom. Yaitu ditambah puasa sehari dan sesudahnya dari puasa 'Asyuro'. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

صوموا يوما قبله ويوما بعده

"Berpuasalah sehari sebelumnya dan sesudahnya"

2. Berpuasa di tanggal 9 (Tasua' ) dan 10 (Asyuro). Untuk puasa tasua' sudah penyusun jelaskan.

3. Berpuasa pada tanggal 10 Muharram ('Asyuro') saja. 

Inilah tiga urutan yang utama. Semoga kita dapat mengamalkan yang paling utama. 

PENUTUP

Bulan muharram adalah termasuk diantara bulan bulan yang Allah ta'ala muliakan. Mari kita muliakan bulan ini dengan memperbanyak ketaatan kepada-Nya. Memperbanyak ibadah, amal sholih dan berpuasa di dalamnya. Sehingga kita benar benar berusaha menjadi hamba yang dicintainya karena ketaatan ini dan berusaha untuk menjauhi hal hal dan perbuatan yang Allah larang dan murkai. 

Uuhshiikum wa nafsy...

Semoga Allah ta'ala menerima ketaatan kita, serta mengampuni segala dosa dan kesalahan kita. Aamiin...

REFERENSI ;

1. al Jaami' li ahkam al Qur'an al Kariim. Lil imam al Qurthuby rahimahullah ta'ala. Cet Dar ihya at Turats al 'Aroby. 

2. Shohih al bukhory lil imam Muhammad ibn Isma'il al Bukhory rahimahullahu ta'ala. Cetakan Darussalam.

3. Shohih Muslim lil imam muslim ibn hajjaj an naisabury rahimahullahu ta'ala. Cet Darussalam.

4. Syarh shohih muslim. Lil imam an Nawawy asy Syafi'i rahimahullahu ta'ala. "Al manhaj syarh shohih muslim ibn al hajjaj" cet Daarul ma'rifah. Beirut, lebanon. Tahqiq Kholil ma'mun Syaiha. 

5. Zaadul ma'ad fi hadyi Khoiril 'ibad. Lil imam ibnu al Qoyyim rahimahullahu ta'ala. Cet Daar ar Risalah, tahqiq Syu'aib dan 'Abdul Qodir al arnauth. 

6. al Majmu' syarh al Muhadzab. Lil imam an Nawawy asy Syafi'i rahimahullahu ta'ala. 

7. Lathoif al ma'aarif fima limawasimi al 'aam min al wadzhoif. Lil hafidza ibnu Rojab al Hanbaly rahimahullahu ta'ala. Cet Dar ibn Khuzaimah, tahqiq 'Aamir ibn 'Ali Yasin. 

8. Syahrullah al Muharram, fadhoil wa ahkam. Syaikh Sulaiman ibn Jaasir ibn 'Abdul karim al Jaasir hafidzahullahu ta'ala. Cet madaar al wathan lin nasyr. Riyadh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar